Eks Raja Spanyol Diselidiki soal Suap Kereta Peluru Makkah-Madinah
loading...
A
A
A
MADRID - Kejaksaan Agung Spanyol sedang menyelidiki dugaan suap jutaan poundsterling yang diterima mantan Raja Spanyol Juan Carlos dari Arab Saudi . Suap tersebut berkaitan dengan pengerjaan proyek kereta peluru yang menghubungkan kota Makkah dan Madinah.
"Penyelidikan ini kompleks dan mengingat signifikansi institusional, ini akan diurus oleh salah satu pemimpin Kejaksaan Agung dan tiga asisten," kata kantor kejaksaan Spanyol dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Sky News, Selasa (9/6/2020).
Penyelidikan ini dilakukan atas mandat yang diberikan pengadilan tertinggi di Spanyol . Carlos diduga dibayar untuk memfasilitasi proyek yang dikerjakan konsorsium kereta peluru Spanyol tersebut. Kontrak proyek kereta dimulai pada 2011, tetapi penyelidikan dimulai sejak Juni 2014, atau saat Juan Carlos turun takhta setelah didera beberapa skandal.
Dengan menyerahkan takhta setelah hampir empat dekade kepada putranya, Raja Felipe VI, Juan Carlos kehilangan perlindungan yang diberikan oleh konstitusi Spanyol kepada kepala negara.
(Baca: Pangeran Arab Saudi Meninggal Diduga karena Covid-19)
Juan Carlos adalah pemimpin yang populer saat ia membantu transisi Spanyol ke demokrasi pada akhir 1970-an. Tetapi selama satu dekade terakhir, skandal keuangannya telah mengikis popularitas itu.
Dua proposal untuk membuka penyelidikan parlemen terhadap Carlos berakhir dengan kegagalan setelah beberapa legislator menolaknya.
Jaksa penuntut Swiss juga menyelidiki rekening yang dioperasikan untuk Juan Carlos. Rekening itu menunjukkan ada uang USD100 juta (£77 juta) yang ditransfer oleh Raja Arab Saudi; Abdullah bin Abdulaziz al-Saud semasa hidup. Raja Saudi itu meninggal 2015 dan digantikan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Pada bulan Maret, Raja Felipe VI menolak warisan apa pun di masa depan dari ayahnya menyusul laporan bahwa ia disebut sebagai ahli waris untuk sebagian dari uang transferan itu. Dia membantah mengetahui dana tersebut.
(Baca: Polisi Spanyol Buru Perampok yang Dijuluki Rambo Secara Besar-besaran)
Kereta peluru yang dinamai Haramain berkapasitas tempat duduk 417 per gerbong mulai dioperasikan pada 2017. Kereta ini menghubungkan kota suci Madinah dan Mekah dan akan terhubung dengan Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah.
Dengan kecepatan operasi 300 kilometer per jam (190 mph), perjalanan antara Jeddah dan Mekah 78 kilometer (48 mil) hanya memakan waktu kurang dari setengah jam. Sementara Jeddah dan Madinah 410 kilometer (250 mil) dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam.
"Penyelidikan ini kompleks dan mengingat signifikansi institusional, ini akan diurus oleh salah satu pemimpin Kejaksaan Agung dan tiga asisten," kata kantor kejaksaan Spanyol dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Sky News, Selasa (9/6/2020).
Penyelidikan ini dilakukan atas mandat yang diberikan pengadilan tertinggi di Spanyol . Carlos diduga dibayar untuk memfasilitasi proyek yang dikerjakan konsorsium kereta peluru Spanyol tersebut. Kontrak proyek kereta dimulai pada 2011, tetapi penyelidikan dimulai sejak Juni 2014, atau saat Juan Carlos turun takhta setelah didera beberapa skandal.
Dengan menyerahkan takhta setelah hampir empat dekade kepada putranya, Raja Felipe VI, Juan Carlos kehilangan perlindungan yang diberikan oleh konstitusi Spanyol kepada kepala negara.
(Baca: Pangeran Arab Saudi Meninggal Diduga karena Covid-19)
Juan Carlos adalah pemimpin yang populer saat ia membantu transisi Spanyol ke demokrasi pada akhir 1970-an. Tetapi selama satu dekade terakhir, skandal keuangannya telah mengikis popularitas itu.
Dua proposal untuk membuka penyelidikan parlemen terhadap Carlos berakhir dengan kegagalan setelah beberapa legislator menolaknya.
Jaksa penuntut Swiss juga menyelidiki rekening yang dioperasikan untuk Juan Carlos. Rekening itu menunjukkan ada uang USD100 juta (£77 juta) yang ditransfer oleh Raja Arab Saudi; Abdullah bin Abdulaziz al-Saud semasa hidup. Raja Saudi itu meninggal 2015 dan digantikan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Pada bulan Maret, Raja Felipe VI menolak warisan apa pun di masa depan dari ayahnya menyusul laporan bahwa ia disebut sebagai ahli waris untuk sebagian dari uang transferan itu. Dia membantah mengetahui dana tersebut.
(Baca: Polisi Spanyol Buru Perampok yang Dijuluki Rambo Secara Besar-besaran)
Kereta peluru yang dinamai Haramain berkapasitas tempat duduk 417 per gerbong mulai dioperasikan pada 2017. Kereta ini menghubungkan kota suci Madinah dan Mekah dan akan terhubung dengan Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah.
Dengan kecepatan operasi 300 kilometer per jam (190 mph), perjalanan antara Jeddah dan Mekah 78 kilometer (48 mil) hanya memakan waktu kurang dari setengah jam. Sementara Jeddah dan Madinah 410 kilometer (250 mil) dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam.
(muh)