KH Muhyidin, Ulama Subang dan Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Jum'at, 13 Agustus 2021 - 05:00 WIB
loading...
KH Muhyidin, Ulama Subang dan Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Mama Pagelaran KH Muhyidin.Foto/net
A A A
SUBANG - Nama KH Muhyidin atau Mama Pagelaran sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Jawa Barat, terutama bagi yang tinggal di Subang, Purwakarta dan Sumedang. Ulama besar ini disebut-sebut merupakan salah satu sosok berpengaruh yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

KH. Muhyidin merupakan pendiri Pesantren Pagelaran, salah satu pondok pesantren tertua di Jawa Barat. Pesantren ini berdiri di tiga tempat. Dua di antaranya di Kabupaten Subang, yaitu Pagelaran I di Cimeuhmal, Kecamatan Tanjungsiang dan Pagelaran III di Desa Gardusayang, Kecamatan Cisalak. Sementara satu lagi berada di pusat Kota Sumedang, yaitu Pesantren Pagelaran II.

Pondok Pesantren Pagelaran memiliki peran dalam sejarah kemerdekaan, lantaran sempat menjadi Markas Laskar Hizbullah , yang ikut terlibat dalam perang melawan tentara Belanda.

"Laskar Hizbullah adalah sebuah organisasi tentara pejuang dari kaum muslimin yang diantara anggotanya para santri, untuk melawan kaum penjajah," ungkap Pimpinan Ponpes Pagelaran III, KH Dandi Sobron Muhyidin, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Kisah Heroik Bocah Kediri, Bertaruh Nyawa Jadi Kurir Proklamasi Kemerdekaan 1945

Melalui pesantren yang merangkap markas Hizbullah ini, KH Muhyidin membina mental spiritual dan fisik para pejuang. Sementara sebelum mendirikan pesantren, ulama kelahiran Garut sekitar tahun 1880-an ini merupakan tokoh penyebar Islam yang melanglang buana ke beberapa daerah di nusantara.

Pada saat itu tahun 1900, Bupati Sumedang, Pangeran Mekkah, meminta Bupati Limbangan yang sekarang menjadi Garut mengirim tokoh agama untuk menyebarkan Islam di daerahnya. Atas permintaan Bupati Limbangan, KH Muhyidin berangkat untuk mengajarkan Islam di Sumedang, tepatnya di daerah Cimalaka, yang sekarang dikenal Kampung Pesantren.

Belakangan, kepemimpinan pesantren tersebut diserahkan kepada muridnya, KH Nahrawi. Sementara KH Muhyidin pindah ke daerah Cimeuhmal Kecamatan Tanjungsiang, Subang. Di daerah inilah sekitar tahun 1918, Pesantren Pagelaran I didirikan KH Muhyiddin. Pesantren ini sekaligus menjadi basis Laskar Hizbullah dan melawan para pejajah.

Akibat aktivitas perlawanannya terhadap tentara Belanda ini, KH Muhyidin pun ditangkap oleh Belanda dan dijebloskan ke Rutan Kebonwaru di Kota Bandung atau Sukamiskin.

Baca juga: Duh! Makam Pahlawan Nasional Otto Iskandardinata Ternyata Tak Punya Air Bersih
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1674 seconds (0.1#10.140)