Hakikat Kemerdekaan, Amir Mahmud: Perkuat Daya Tangkal Masyarakat Hadapi Ancaman Ideologi

Kamis, 19 Agustus 2021 - 12:35 WIB
loading...
Hakikat Kemerdekaan, Amir Mahmud: Perkuat Daya Tangkal Masyarakat Hadapi Ancaman Ideologi
Dosen Pascasarjana Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Surakarta Dr Amir Mahmud menyatakan memahami makna Kemerdekaan RI penting sebagai daya tangkal menghadapi berbagai ancaman. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
A A A
SOLO - Masyarakat Indonesia harus memahami lebih dalam makna Kemerdekaan RI yang sesungguhnya agar memiliki daya tangkal menghadapi berbagai ancaman yang ada.

Hal itu disampaikan Dosen Pascasarjana bidang Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam dari Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Surakarta, Dr Amir Mahmud. Dia menjelaskan, bangsa Indonesia baru saja memperingati HUT ke-76 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), 17 Agustus 2021.

Perjalanan 76 tahun menjadi negara yang merdeka dan berdaulat diwarnai berbagai tantangan, hambatan, dan ancaman yang tidak pernah surut. Saat ini, tantangan itu semakin berat dengan maraknya hoaks, adu domba, intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

"Dengan memahami hakikat Kemerdekaan RI ini yang sesungguhnya, maka kita akan menjauhi dari hal-hal yang sifatnya seperti pertikaian antar anak bangsa. Terutama terkait persoalan-persoalan yang misalnya ingin merebut kekuasaan ataupun mengubah ideologi dari suatu negara yang sudah mapan seperti Indonesia dengan ideologi Pancasila ," ujar Amir Mahmud di Solo, Kamis (19/8/2021).

Baca juga: 57 Tahun Hilang Kontak, 2 Mantan Pengawal Jenderal Soedirman dan Moestopo Ketemu

Menurut dia, salah satu upaya untuk memperkuat daya tangkal masyarakat adalah memahami wawasan kebangsaan yang religius. Dalam hal ini, Amir Mahmud yang juga Direktur Amir Mahmud Center yang bergerak dalam bidang kajian kontra narasi dan ideologi dari paham radikal terorisme ini, selalu aktif mengkampayekan wawasan kebangsaan religius terutama hal kesadaran berbangsa.

"Karena hal ini dapat menjadi sesuatu hal yang harus menjadi tempat prioritas dalam berpikir dan bertindak untuk membangun Negara Republik Indonesia ini kedepannya," ungkapnya.

Baca juga: Tangis Pecah di Hari Kemerdekaan, Ribuan Pejuang Timor Timur Beri Hormat Sang Merah Putih

Ia menilai, tantangan terbesar bangsa Indonesia saat ini adalah masalah ideologi. Pasalnya, apa yang terjadi akhir-akhir ini akarnya bermula dari ideologi yang kemudian berkembang menjadi radikalisme dan terorisme. Dia melihat masalah yang sedang terjadi di Afghanistan dimana kelompok Taliban berhasil menggulingkan pemerintah yang sah, menjadi contoh konkrit dari masalah ideologi ini.

Masalah di Afghanistan, kata Amir, dikhawatirkan dijadikan simbol pergerakan oleh kelompok-kelompok radikal yang ada di Indonesia. Ia meyakini hal ini akan mempengaruhi ruang gerak dakwah para aktivis yang mengidolakan Taliban.

"Meskipun tidak seperti kelompok radikal ISIS (Islamic State of Suriah and Iraq), tetapi hakekatnya sama, tabiatnya juga hampir sama. Hanya saja ini akan dapat mempengaruhi ruang gerak dakwah aktivis mereka yang menjadikan idolanya pergerakan Islam yang memunculkan kekuatan dan mampu menumbuhkan di satu negara yang hari ini dilakukan Taliban di Afghanistan. Tentunya ini yang sebenarnya tantangan besar bagi bangsa Indonesia hari ini," ungkap Amir yang pernah mengikuti pelatihan militer di Afghanistan tahun 1985-1988 ini.

Agar hal yang sama tidak terjadi di Indonesia, peraih Doktoral bidang Studi Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengingatkan agar semua elemen bangsa ini benar-benar serius dalam upaya pencegahan terhadap paham radikalisme dan terorisme di berbagai lini dan di berbagai tempat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1745 seconds (0.1#10.140)