COVID-19 Varian Baru India Menyebar di Cilacap, 2 Kabupaten Ini Juga Jadi Perhatian

Senin, 24 Mei 2021 - 18:06 WIB
loading...
COVID-19 Varian Baru India Menyebar di Cilacap, 2 Kabupaten Ini Juga Jadi Perhatian
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan bupati Demak dan Sragen di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (24/5/2021). Foto: iNews/Taufik Budi
A A A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo harus menempuh langkah-langkah strategis demi menghadapi peningkatan kasus COVID-19 hingga masuknya varian baru dari India , apalagi sudah menyebar di Cilacap .

Untuk kasus di Cilacap, tenaga kesehatan yang tertular varian baru COVID-19 dari India, dilakukan isolasi terpusat. “Yang dari Cilacap terkait dengan varian dari India, nakesnya kita minta diisolasi terpusat. Lalu kami minta seluruh Jawa Tengah tempat tidur (rumah sakit) ditingkatkan," ujarnya, setelah rapat Covid-19 di Kantor Gubernur Jateng, Senin (24/5/2021).



Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selain fokus menyelesaikan kasus COVID-19 varian baru dari India di Cilacap, dua daerah lain turut menjadi perhatian menyusul peningkatan kasus yakni di Kudus dan Klaster Lapas di Kendal.

Kasus penyebaran COVID-19 di Cilacap, diduga berasal dari Anak Buah Kapal (ABK) MV Hilma Bulker, yang mengangkut gula rafinasi asal India. Dari belasan ABK itu, lantas menginfeksi 47 tenaga kesehatan yang merawat belasan pelaut.

Untuk memastikannya, pemerintah juga telah mengirimkan sampel mukosa nakes, ke Universitas Gadjah Mada (UGM). Ada 12 sampel yang telah diteliti di fasilitas kesehatan, sesuai persyaratan medis.



Dia juga meminta, aparat penegak hukum tidak ragu membubarkan kegiatan yang banyak mengundang massa. Selain itu, Ganjar juga meminta warganya tetap menerapkan protokol kesehatan. Hal itu menyusul, banyaknya kasus COVID-19, yang berasal dari klaster keluarga.

"Ada tren peningkatan kasus harian yang ada di sini sampai minggu ke 20. Ini akibat liburan mudik atau yang nekat mudik. Proporsi klaster terbesar itu keluarga 62,4%, ini kita hati-hati betul. Lapas 18,7% dan klaster agama 11,5%. Puncak balik lebaran terjadi di 18 Mei, tercatat 48.754," paparnya.

Ganjar meminta warganya tidak abai akan protokol kesehatan. Sebab, setelah dua pekan setelah lebaran, ada tren peningkatan kasus COVID-19.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4081 seconds (0.1#10.140)