Benderang Pertahanan Terakhir Kota dari Sampah

Minggu, 28 Februari 2021 - 08:30 WIB
loading...
A A A


Sebagai formasi pertahanan kota, Pamurbaya juga dihuni 148 jenis burung yang pernah dilihat di hutan mangrove . Sebanyak 84 spesies burung merupakan penghuni tetap, dan 12 spesies diantara termasuk jenis yang dilindungi. Juga ada 44 jenis burung migran yang singgah di Pamurbaya tiap tahunnya. Kesehatan udara warga kota juga tak lepas dari peranan mangrove yang tetap bisa menjaga keseimbangan alam di Surabaya.

Kusniyati, salah satu kader lingkungan Kampung Gunung Anyar Tambak menyadari betul betapa vitalnya peran Pamurbaya bagi kelangsungan kehidupan di Kota Pahlawan. Pamurbaya tak hanya menjadi pelengkap, tapi peran kunci dalam menjaga ekosistem serta suhu udara di Surabaya.

"Beberapa tahun yang lalu banyak sampah yang menumpuk di sekitaran mangrove dan merusak ekosistem, itu sampah domestik," katanya, Minggu (28/2/2021).

Bersama dengan kader lingkungan lainnya, ia mendirikan Bank Sampah Bintang Mangrove yang juga berkolaborasi dengan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur. Mereka menyadari untuk menekan jumlah sampah harus ada kolaborasi yang menyeluruh dari hulu sampai hilir. Sampah-sampah itu pun dipilah dan ditanamkan kesadaran untuk tidak membuang sampah di sepanjang sungai dan laut.

"Jadi ini gerakan besar. Masyarakat diajak untuk mengumpulkan sampahnya sendiri, memilahnya dan menjual sampah yang sudah kami tentukan dengan berbagai kategorinya di Bank Sampah Bintang Mangrove," ungkapnya.

Dari sampah , para warga pun mulai berdaya. Mereka bisa mengambil keuntungan dari barang yang dulunya tak pernah dilirik. Para warga di Kampung Gunung Anyar Tambak yang awalnya hidup di bawah garis kemiskinan ini mampu bangkit untuk memberdayakan diri, sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan.

Saat matahari masih sepenggalah, Kusniyati masih memasukan sampah plastik pada sebuah karung yang disiapkan di ujung pintu Bank Sampah Bintang Mangrove. Sebuah alat timbangan yang berwarna hijau terus bekerja untuk mengetahui berapa jumlah sampah yang hari ini dikumpulkan oleh warga.

"Kami juga buat produk daur ulang . Ada tas, sepatu, vas bunga, taplak meja, sampai pernak-pernik yang dipakai untuk souvenir," ucapnya.

Dari sampah itu, katanya, para warga seperti menemukan tambang emas. Pasalnya, mereka bisa berpenghasilan dari sampah yang selama ini dianggap tak memiliki nilai guna. Apalagi sampah-sampah itu bertahun-tahun lalu selalu membuat kotor dan merusak kawasan Pamurbaya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2309 seconds (0.1#10.140)