Pasar Bong dan Riwayat Kuatnya Persaudaraan Lintas Zaman
loading...
A
A
A
Tak heran, sepanjang kawasan Slompretan dulu merupakan gudang-gudang yang menjadi jujukan perdagangan. Aktivitas bongkar-muat terjadi setiap saat, apalagi lokasinya tak jauh dengan Dermaga Pabean yang dulunya tempat menurunkan barang.
Pada lipatan perjalanan waktu, sekitar 1970 secara perlahan kawasan bong ini tergusur satu persatu. Sejak saat itu tumbuh pemukiman dan menjelma menjadi lapak-lapak pedagang. Kehadiran pasar semakin ramai dan bong sudah lenyap sama sekali. Karena itu, pasar ini kemudian disebut dengan Pasar Bong .
Pasar Bong memiliki karakter yang istimewa. Lokasinya menempati gang sempit berbentuk lorong, membuat suasana di dalam tidak terasa panas. Meski tidak berjajar rapi, namun penelusuran dari lapak ke lapak yang lain sangat mudah dilakukan.
(Baca juga: Bandar Laut Besar Itu Bernama Pasuruan )
Dari arah parkiran, gang Pasar Bong berlekuk-lekuk mengikuti alur gang yang tak semuanya lurus. Para pedagang menyambut dengan stok yang begitu melimpah. Masing-masing lengkungan gang ada lapak yang berjajar-jajar.
Pasar Bong juga menyimpan sebuah toleransi antar suku dan antar umat beragama yang sebenarnya sangat dijunjung tinggi masyarakat Indonesia. Lihat saja, gang di dalam Pasar Bong terbagi menjadi tiga jalur. Awal mulanya, pembagian jalan itu berdasar suku pedagang, sisi kiri untuk pedagang keturunan Arab, tengah untuk pedagang keturunan Jawa-Madura, dan sisi kanan untuk pedagang keturunan Tionghoa. Meski demikian, semua pedagang saling menghormati dan terus menciptakan kerukunan.
Dalam perjalanan waktu, suasana menjadi lebih cair. Setiap wilayah tidak lagi dibeda-bedakan lagi. Sekarang sudah bercampur dan menjadi satu bagian. Tidak dibedakan sesuai keturunan. Mereka pun tetap guyub berjualan bersama di area pasar tersebut. Keberagaman yang berdampingan tergambar jelas dalam keseharian yang saling menghormati.
"Dan harga di sini ( Pasar Bong ) paling murah daripada yang lainnya. Meskipun sempit, tapi kami memilih untuk belanja di sini," kata Zuliati, salah satu pembeli.
(Baca juga: Mas-mas TRIP Berjuang Hingga Akhir Zaman... )
Pasar Bong juga menjadi salah satu destinasi wisata non alam yang layak untuk dikunjungi. Karakter yang khas menjadikannya unik dan menyimpan begitu dalam tentang sejarah Surabaya . Seperti meintas di teropong waktu yang begitu dalam.
Pada lipatan perjalanan waktu, sekitar 1970 secara perlahan kawasan bong ini tergusur satu persatu. Sejak saat itu tumbuh pemukiman dan menjelma menjadi lapak-lapak pedagang. Kehadiran pasar semakin ramai dan bong sudah lenyap sama sekali. Karena itu, pasar ini kemudian disebut dengan Pasar Bong .
Pasar Bong memiliki karakter yang istimewa. Lokasinya menempati gang sempit berbentuk lorong, membuat suasana di dalam tidak terasa panas. Meski tidak berjajar rapi, namun penelusuran dari lapak ke lapak yang lain sangat mudah dilakukan.
(Baca juga: Bandar Laut Besar Itu Bernama Pasuruan )
Dari arah parkiran, gang Pasar Bong berlekuk-lekuk mengikuti alur gang yang tak semuanya lurus. Para pedagang menyambut dengan stok yang begitu melimpah. Masing-masing lengkungan gang ada lapak yang berjajar-jajar.
Pasar Bong juga menyimpan sebuah toleransi antar suku dan antar umat beragama yang sebenarnya sangat dijunjung tinggi masyarakat Indonesia. Lihat saja, gang di dalam Pasar Bong terbagi menjadi tiga jalur. Awal mulanya, pembagian jalan itu berdasar suku pedagang, sisi kiri untuk pedagang keturunan Arab, tengah untuk pedagang keturunan Jawa-Madura, dan sisi kanan untuk pedagang keturunan Tionghoa. Meski demikian, semua pedagang saling menghormati dan terus menciptakan kerukunan.
Dalam perjalanan waktu, suasana menjadi lebih cair. Setiap wilayah tidak lagi dibeda-bedakan lagi. Sekarang sudah bercampur dan menjadi satu bagian. Tidak dibedakan sesuai keturunan. Mereka pun tetap guyub berjualan bersama di area pasar tersebut. Keberagaman yang berdampingan tergambar jelas dalam keseharian yang saling menghormati.
"Dan harga di sini ( Pasar Bong ) paling murah daripada yang lainnya. Meskipun sempit, tapi kami memilih untuk belanja di sini," kata Zuliati, salah satu pembeli.
(Baca juga: Mas-mas TRIP Berjuang Hingga Akhir Zaman... )
Pasar Bong juga menjadi salah satu destinasi wisata non alam yang layak untuk dikunjungi. Karakter yang khas menjadikannya unik dan menyimpan begitu dalam tentang sejarah Surabaya . Seperti meintas di teropong waktu yang begitu dalam.