Begini Solusi Pemprov Sulsel Kembalikan Kejayaan Udang Windu
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Budidaya udang windu tradisional menemui sejumlah kendala. Sehingga untuk mengembalikan kejayaan udang windu , Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menawarkan solusi.
Hasil dialog Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah bersama dengan pembudidaya udang windu di Desa Waetuoe, Kelurahan Lanrisang, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, Senin (16/11/2020), diketahuibahwa persoalan yang dihadapi adalah pendangkalan muara sungai dan akses jalan yang belum di aspal.
Untuk itu, Nurdin Abdullah mengatakan, Pemprov Sulsel akan memberikan bantuan berupa dua alat berat ekskavator amphibi untuk mengatasi masalah pendangkalan muara sungai. Lalu Pemprov Sulsel juga akan membantu pengaspalan jalan.
"Tadi juga solusinya sudah jelas, Pak Bupati hanya minta ekskavator dua untuk kita simpan di sini. Insya Allah saya akan bantu dua ekskavator. Ekskavatornya juga yang bukan yang biasa, tapi yang amphibi yang artinya dia bisa mengapung di air," kata Nurdin Abdullah .
Demikian juga sarana jalan yang menghubungkan jalan kecamatan menuju Desa Waetuoe akan diaspal. "Nah, ini tadi kalau jalan bagus pasti daya saing kita juga naik. Bagi saya apapun, Pemerintah Provinsi siap support yang penting kita kembalikan kejayaan udang windu ," sebut Bupati Bantaeng Periode 2008-2018 ini.
Nurdin menyampaikan, Bupati Pinrang Irwan Hamid adalah seorang bupati yang memberikan perhatian besar pada warganya, termasuk soal infrastruktur jalan.
"Beliau menyampaikan ke saya. Ini jalan yang perlu kita benahi, ini kami sebenarnya ingin menyelesaikan, tapi karena kemampuan APBD-nya yang terbatas, maka Insya Allah tahun depan akan kita support lagi," ungkapnya.
Sedangkan, Irwan Hamid menjelaskan, permasalahan saluran tambak terutama pada saluran primer yang telah tersumbat akibat sedimentasi selama bertahun-tahun. Sehingga hanya mampu mengembangkan kapasitas produksi sekitar 45 persen.
"Kami mengharapkan dukungan Bapak Gubernur dalam normalisasi saluran tambak, menjamin ketersediaan induk dan benur udang windu berkualitas," sebutnya.
Dua ekskavator dibutuhkan, sebab wilayah ini yang selalu tertutup pada saat air pasang.
"Di Lanrisang, pemerintah daerah telah kadang-kadang menyiapkan alat berat, tetapi kurang mampu melayani, karena ada beberapa muara di sini, setiap telah musim air yang deras, pasti airnya tertutup pada saat air pasang. Inilah kendala yang dihadapi petani kita khususnya yang ada di Kecamatan Lanrisang ini," jelasnya.
Hasil dialog Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah bersama dengan pembudidaya udang windu di Desa Waetuoe, Kelurahan Lanrisang, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, Senin (16/11/2020), diketahuibahwa persoalan yang dihadapi adalah pendangkalan muara sungai dan akses jalan yang belum di aspal.
Untuk itu, Nurdin Abdullah mengatakan, Pemprov Sulsel akan memberikan bantuan berupa dua alat berat ekskavator amphibi untuk mengatasi masalah pendangkalan muara sungai. Lalu Pemprov Sulsel juga akan membantu pengaspalan jalan.
"Tadi juga solusinya sudah jelas, Pak Bupati hanya minta ekskavator dua untuk kita simpan di sini. Insya Allah saya akan bantu dua ekskavator. Ekskavatornya juga yang bukan yang biasa, tapi yang amphibi yang artinya dia bisa mengapung di air," kata Nurdin Abdullah .
Demikian juga sarana jalan yang menghubungkan jalan kecamatan menuju Desa Waetuoe akan diaspal. "Nah, ini tadi kalau jalan bagus pasti daya saing kita juga naik. Bagi saya apapun, Pemerintah Provinsi siap support yang penting kita kembalikan kejayaan udang windu ," sebut Bupati Bantaeng Periode 2008-2018 ini.
Nurdin menyampaikan, Bupati Pinrang Irwan Hamid adalah seorang bupati yang memberikan perhatian besar pada warganya, termasuk soal infrastruktur jalan.
"Beliau menyampaikan ke saya. Ini jalan yang perlu kita benahi, ini kami sebenarnya ingin menyelesaikan, tapi karena kemampuan APBD-nya yang terbatas, maka Insya Allah tahun depan akan kita support lagi," ungkapnya.
Sedangkan, Irwan Hamid menjelaskan, permasalahan saluran tambak terutama pada saluran primer yang telah tersumbat akibat sedimentasi selama bertahun-tahun. Sehingga hanya mampu mengembangkan kapasitas produksi sekitar 45 persen.
"Kami mengharapkan dukungan Bapak Gubernur dalam normalisasi saluran tambak, menjamin ketersediaan induk dan benur udang windu berkualitas," sebutnya.
Dua ekskavator dibutuhkan, sebab wilayah ini yang selalu tertutup pada saat air pasang.
"Di Lanrisang, pemerintah daerah telah kadang-kadang menyiapkan alat berat, tetapi kurang mampu melayani, karena ada beberapa muara di sini, setiap telah musim air yang deras, pasti airnya tertutup pada saat air pasang. Inilah kendala yang dihadapi petani kita khususnya yang ada di Kecamatan Lanrisang ini," jelasnya.
(agn)