Kisah Magis Jenderal Sarwo Edhie, Satu Teriakan Lantang Bikin Ciut Nyali Pasukan Musuh
loading...
A
A
A
Di luar dugaan, Sarwo Edhie sekonyong-konyong keluar tanpa bisa dicegah istrinya. Herannya, Sarwo Edhie muncul dengan penampilan yang tidak biasa. Ia mengenakan kaos kaki panjang selutut.
Sarwo Edhie dengan berani memandang segerombolan pasukan Belanda itu, lalu meneriakkan serentetan kalimat yang tidak jelas. Suara teriakan Sarwo Edhie begitu lantang, sampai Sri Sunarti sendiri kaget mendengarnya.
Magis. Bak kerbau dicocok hidungnya, pasukan Belanda mundur teratur dan menjauh tanpa suara. Sri Sunarti memandang dengan bingung. Apakah Belanda pergi karena kondenya atau karena teriakan suaminya? Saking takutnya, Sri Sunarti tidak bisa dengan jelas mendengar apa yang dikatakan Sarwo Edhie.
Tapi apa pun kalimat itu, tetap itu merupakan keajaiban karena tidak mungkin Belanda meninggalkan begitu saja target incaran mereka. Apalagi Sarwo Edhie adalah sosok yang sangat dicari. Ani Yudhoyono menuturkan sampai akhirnya hayatnya peristiwa itu masih diingat ibundanya dengan jelas.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
Sarwo Edhie dengan berani memandang segerombolan pasukan Belanda itu, lalu meneriakkan serentetan kalimat yang tidak jelas. Suara teriakan Sarwo Edhie begitu lantang, sampai Sri Sunarti sendiri kaget mendengarnya.
Baca Juga
Magis. Bak kerbau dicocok hidungnya, pasukan Belanda mundur teratur dan menjauh tanpa suara. Sri Sunarti memandang dengan bingung. Apakah Belanda pergi karena kondenya atau karena teriakan suaminya? Saking takutnya, Sri Sunarti tidak bisa dengan jelas mendengar apa yang dikatakan Sarwo Edhie.
Tapi apa pun kalimat itu, tetap itu merupakan keajaiban karena tidak mungkin Belanda meninggalkan begitu saja target incaran mereka. Apalagi Sarwo Edhie adalah sosok yang sangat dicari. Ani Yudhoyono menuturkan sampai akhirnya hayatnya peristiwa itu masih diingat ibundanya dengan jelas.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
(kri)