Kisah Jenderal Kopassus LB Moerdani Miliki Taktik Jitu Senangkan Hartini Meski Jadi Bang Toyib
loading...
A
A
A
Kisah cinta mereka dimulai pada tahun 1956, ketika Benny masih berpangkat letnan II dan Hartini bekerja sebagai pramugari di Garuda Indonesia. Pertemuan mereka difasilitasi oleh adik Benny, Maria Sri Noerna, yang juga bekerja sebagai pramugari dan merupakan teman Hartini.
Dalam bukuBenny: Tragedi Seorang Loyaliskarya Julius Pour, Hartini menyatakan keinginannya memiliki suami dengan latar belakang militer. Meskipun cenderung diam dan tertutup, mampu memberikan perasaan aman dan perlindungan kepada Hartini dan orang-orang di sekitarnya.
Namun, karier militer Benny sering kali menjadi tantangan dalam hubungan mereka. Sebagai anggota pasukan komando, Benny sering kali harus melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia untuk menjalankan tugasnya.
Meski demikian, di balik sikapnya yang tertutup, Benny selalu membawa foto Hartini dalam dompetnya setiap kali bertugas. Setelah sekitar delapan tahun berkencan, mereka akhirnya menikah pada 12 Desember 1964.
Pernikahan ini terjadi atas dorongan Presiden Soekarno, yang bahkan mengadakan pesta pernikahan mereka di Istana Bogor beberapa hari setelahnya.
Menariknya, meskipun Benny seorang Katolik dan Hartini beragama Islam, perbedaan keyakinan ini tidak menjadi hambatan dalam pernikahan mereka. Pada masa itu, pernikahan mereka berlangsung dengan penuh kebahagiaan dan tanpa kendala.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
Dalam bukuBenny: Tragedi Seorang Loyaliskarya Julius Pour, Hartini menyatakan keinginannya memiliki suami dengan latar belakang militer. Meskipun cenderung diam dan tertutup, mampu memberikan perasaan aman dan perlindungan kepada Hartini dan orang-orang di sekitarnya.
Namun, karier militer Benny sering kali menjadi tantangan dalam hubungan mereka. Sebagai anggota pasukan komando, Benny sering kali harus melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia untuk menjalankan tugasnya.
Meski demikian, di balik sikapnya yang tertutup, Benny selalu membawa foto Hartini dalam dompetnya setiap kali bertugas. Setelah sekitar delapan tahun berkencan, mereka akhirnya menikah pada 12 Desember 1964.
Pernikahan ini terjadi atas dorongan Presiden Soekarno, yang bahkan mengadakan pesta pernikahan mereka di Istana Bogor beberapa hari setelahnya.
Menariknya, meskipun Benny seorang Katolik dan Hartini beragama Islam, perbedaan keyakinan ini tidak menjadi hambatan dalam pernikahan mereka. Pada masa itu, pernikahan mereka berlangsung dengan penuh kebahagiaan dan tanpa kendala.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
(ams)