Kisah Kebangkitan Dinasti Isyana di Bawah Naungan Mpu Sindok
loading...
A
A
A
Dinasti politik baru muncul kala Mpu Sindok naik tahta di Kerajaan Mataram . Saat itu Mpu Sindok naik tahta menggantikan Dyah Wawa, Raja Mataram sebelumnya yang mangkat usai peristiwa letusan dahsyat Gunung Merapi.
Naiknya Mpu Sindok mewariskan dinasti politik baru yakni Dinasti Isyana. Wangsa Isyana dijumpai dalam Prasasti Pucangan yang berangka tahun 1041 M atas nama Airlangga (raja Kahuripan yang mengaku sebagai keturunan Mpu Sindok). Prasasti ini yang melahirkan pendapat tentang munculnya dinasti baru sebagai kelanjutan Dinasti Sanjaya.
Cikal bakal Dinasti Isyana ditempati oleh Mpu Sindok. la memiliki putri bernama Sri Isyanatunggawijaya yang menikah dengan pangeran Bali bernama Sri Lokapala. Dari perkawinan tersebut melahirkan Makutawangsawardhana yang kemudian memiliki putri bernama Mahendradatta, yaitu ibu Airlangga.
"Sementara ayah Airlangga adalah Udayana Warmadewa (raja Bali). Dalam beberapa prasasti, nama Mahendradatta atau Gunapriya Dharmapatni disebut lebih dulu sebelum suaminya," demikian dikutip dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa".
Hal ini mengesankan bahwa kedudukan Mahendradatta lebih tinggi daripada Udayana. Mungkin saat itu Bali merupakan neger bawahan Jawa. Penaklukan Bali diperkirakan terjadi pada zaman pemerintahan Dyah Balitung (sekitar tahun 890-900 M).
Prasasti Pucangan juga menyebutkan seorang raja bernama Dharmawangsa Teguh, mertua sekaligus kerabat Airlangga. Para sejarawan cenderung sepakat bahwa Dharmawangsa Teguh merupakan putra Makutawangsawardhana.
Prasasti Sirah Keting memperkuat pendapat dengan menyebut Dharmawangsa Teguh dengan nama Sri Maharaja Isyana Dharmawangsa. Dengan demikian, Dharmawangsa dapat dipastikan sebagai keturunan Mpu Sindok, meskipun Prasasti Pucangan tidak menyebutnya dengan pasti.
Adapun anggota Dinasti Isyana, antara lain sebagai berikut. Sri Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmottunggadewa, Sri Isyanatunggawijaya (istri Sri Lokapala, Bali), Sri Makutawangsawardhana, Dharmawangsa Teguh, yang juga pernah jadi Raja Mataram era Jawa Timur.
Kemudian ada Mahendradatta, istri Udayana Marwadewa, Bali, dan terakhir Airlangga atau Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa (putra Mahendradatta dan Udayana).
Setelah sekian lama bertahta pada akhirnya Mpu Sindok mangkat atau meninggal dunia pada 947 M. Jasadnya dicandikan di Isyanabajra atau Isyanabhawana. Sepeninggal Mpu Sindok, Sri Isyanatunggawijaya yang menikah dengan Sri Lokapala dari Bali tersebut naik takhta sebagai raja Medang periode Jawa Timur.
Lihat Juga: Pembalap Akui Banyaknya Lompatan jadi Tantangan di Hari Pertama Kualifikasi MXGP Selaparang 2024
Naiknya Mpu Sindok mewariskan dinasti politik baru yakni Dinasti Isyana. Wangsa Isyana dijumpai dalam Prasasti Pucangan yang berangka tahun 1041 M atas nama Airlangga (raja Kahuripan yang mengaku sebagai keturunan Mpu Sindok). Prasasti ini yang melahirkan pendapat tentang munculnya dinasti baru sebagai kelanjutan Dinasti Sanjaya.
Cikal bakal Dinasti Isyana ditempati oleh Mpu Sindok. la memiliki putri bernama Sri Isyanatunggawijaya yang menikah dengan pangeran Bali bernama Sri Lokapala. Dari perkawinan tersebut melahirkan Makutawangsawardhana yang kemudian memiliki putri bernama Mahendradatta, yaitu ibu Airlangga.
"Sementara ayah Airlangga adalah Udayana Warmadewa (raja Bali). Dalam beberapa prasasti, nama Mahendradatta atau Gunapriya Dharmapatni disebut lebih dulu sebelum suaminya," demikian dikutip dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa".
Hal ini mengesankan bahwa kedudukan Mahendradatta lebih tinggi daripada Udayana. Mungkin saat itu Bali merupakan neger bawahan Jawa. Penaklukan Bali diperkirakan terjadi pada zaman pemerintahan Dyah Balitung (sekitar tahun 890-900 M).
Prasasti Pucangan juga menyebutkan seorang raja bernama Dharmawangsa Teguh, mertua sekaligus kerabat Airlangga. Para sejarawan cenderung sepakat bahwa Dharmawangsa Teguh merupakan putra Makutawangsawardhana.
Prasasti Sirah Keting memperkuat pendapat dengan menyebut Dharmawangsa Teguh dengan nama Sri Maharaja Isyana Dharmawangsa. Dengan demikian, Dharmawangsa dapat dipastikan sebagai keturunan Mpu Sindok, meskipun Prasasti Pucangan tidak menyebutnya dengan pasti.
Adapun anggota Dinasti Isyana, antara lain sebagai berikut. Sri Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmottunggadewa, Sri Isyanatunggawijaya (istri Sri Lokapala, Bali), Sri Makutawangsawardhana, Dharmawangsa Teguh, yang juga pernah jadi Raja Mataram era Jawa Timur.
Kemudian ada Mahendradatta, istri Udayana Marwadewa, Bali, dan terakhir Airlangga atau Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa (putra Mahendradatta dan Udayana).
Setelah sekian lama bertahta pada akhirnya Mpu Sindok mangkat atau meninggal dunia pada 947 M. Jasadnya dicandikan di Isyanabajra atau Isyanabhawana. Sepeninggal Mpu Sindok, Sri Isyanatunggawijaya yang menikah dengan Sri Lokapala dari Bali tersebut naik takhta sebagai raja Medang periode Jawa Timur.
Lihat Juga: Pembalap Akui Banyaknya Lompatan jadi Tantangan di Hari Pertama Kualifikasi MXGP Selaparang 2024
(hri)