Kasus Dugaan Korupsi Pasar Sindang Kasih, Kuasa Hukum AN Sebut INA Tolak Uang Rp1 Miliar
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dede Kusnandar, kuasa hukum Andi Nurmawan (AN), tersangka kasus dugaan korupsi revitalisasi Pasar Sindang Kasih, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, angkat bicara terkait kasus tersebut.
Menurut Dede Kusnandar, tidak ada grativikasi dalam proyek revitalisasi Pasar Sindangkasih karena Irfan Nur Alam (INA), Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Majalengka, menolak uang Rp1 miliar.
Dede Kusnandar mengatakan dalam pemeriksaan, penyidik mengajukan 77 pertanyaan kepada AN. Tersangka AN menyebutkan bahwa dalam kasus ini tidak ada kerugian negara karena sistem yang diterapkan BOT. Artinya, pembangunan Pasar Sindang Kasih, Cigasong, ditanggung investor.
"Ada sekitar 77 pertanyaan. Memang banyak yang disangkakan itu jelas pasalnya. Klien saya kalau dilihat pasal, yakni, Pasal 55 karena bukan ASN. Pendapat saya seharusnya klien saya yang terakhir ditahan," kata Dede Kusnandar, seusai mendampingi AN.
Menurut AN, ujar Dede Kusnandar, dalam pemeriksaan disebutkan tidak ada rekayasa dari ASN untuk memenangkan dalam proyek pembangunan Pasar Sindang Kasih Cigasong tersebut. “Justru saat itu hubungannya dengan klien kami sedang tidak baik," ujarnya.
Dede Kusnadar mengatakan, dalam pemeriksaan juga terungkap mengenai ada inisiatif dari pemenang lelang proyek, yakni PT PGA untuk memberikan sejumlah uang setelah dapat lelang.
"Uang itu memang akan diberikan kepada pemda dalam hal ini INA. Namun saat itu malah ditolak oleh INA sehingga uang itu tidak jadi diberikan," ucap Dede Kusnandar.
Jadi dalam peristiwa ini tidak ada janji dan komitmen untuk memberikan Rp1 miliar. Itu hanya inisiatif dari PT PGA yang diberikan pelaksanaannya kepada tersangka AN selaku kuasa direktur.
"Namun inisiatif itu (pemberian uang Rp1 miliar) ditolak dan bukti bukti penolakan itu pun sudah disampaikan kepada penyidik. Jadi sebenarnya tidak ada gratifikasi seperti yang dituduhkan," ujarnya.
Menurut Dede Kusnandar, tidak ada grativikasi dalam proyek revitalisasi Pasar Sindangkasih karena Irfan Nur Alam (INA), Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Majalengka, menolak uang Rp1 miliar.
Dede Kusnandar mengatakan dalam pemeriksaan, penyidik mengajukan 77 pertanyaan kepada AN. Tersangka AN menyebutkan bahwa dalam kasus ini tidak ada kerugian negara karena sistem yang diterapkan BOT. Artinya, pembangunan Pasar Sindang Kasih, Cigasong, ditanggung investor.
"Ada sekitar 77 pertanyaan. Memang banyak yang disangkakan itu jelas pasalnya. Klien saya kalau dilihat pasal, yakni, Pasal 55 karena bukan ASN. Pendapat saya seharusnya klien saya yang terakhir ditahan," kata Dede Kusnandar, seusai mendampingi AN.
Menurut AN, ujar Dede Kusnandar, dalam pemeriksaan disebutkan tidak ada rekayasa dari ASN untuk memenangkan dalam proyek pembangunan Pasar Sindang Kasih Cigasong tersebut. “Justru saat itu hubungannya dengan klien kami sedang tidak baik," ujarnya.
Dede Kusnadar mengatakan, dalam pemeriksaan juga terungkap mengenai ada inisiatif dari pemenang lelang proyek, yakni PT PGA untuk memberikan sejumlah uang setelah dapat lelang.
"Uang itu memang akan diberikan kepada pemda dalam hal ini INA. Namun saat itu malah ditolak oleh INA sehingga uang itu tidak jadi diberikan," ucap Dede Kusnandar.
Jadi dalam peristiwa ini tidak ada janji dan komitmen untuk memberikan Rp1 miliar. Itu hanya inisiatif dari PT PGA yang diberikan pelaksanaannya kepada tersangka AN selaku kuasa direktur.
"Namun inisiatif itu (pemberian uang Rp1 miliar) ditolak dan bukti bukti penolakan itu pun sudah disampaikan kepada penyidik. Jadi sebenarnya tidak ada gratifikasi seperti yang dituduhkan," ujarnya.