Kisah Raden Wijaya Bersama Pasukan Mongol dan Madura Runtuhkan Kerajaan Kediri

Minggu, 31 Desember 2023 - 06:22 WIB
loading...
Kisah Raden Wijaya Bersama Pasukan Mongol dan Madura Runtuhkan Kerajaan Kediri
Raden Wijaya merupakan pendiri Kerajaan Majapahit. Foto/Instagram @ainusantara
A A A
Gabungan tiga pasukan yakni Majapahit, Mongol, dan Madura berhasil membuat kocar-kacir tentara Kediri. Ratusan ribu tentara Kediri tak kuasa melawan tiga gabungan pasukan.

Usai kemenangan perang tersebut pasukan Mongol menurutmu Nararya Sangramawijaya atau Raden Wijaya untuk menyerahkan putri-putri Raja Singasari, yang ditawan Kediri.

Kau Hsing meminta secara khusus ke Raden Wijaya usai mengetahui panglima tertinggi Mongol Shih Pi dan Ike Mese telah mengizinkan Raden Wijaya pulang ke Majapahit. Kepulangan Raden Wijaya ke Majapahit ini pun dengan kawalan 20.000 pasukan Mongol.



Kau Shing yang berhasil menangkap putra Jayakatwang pun dalam pelariannya pun langsung menuju Majapahit, untuk berkomunikasi perihal tawanan empat putri Raja Singasari.

Mansur Hidayat dalam bukunya "Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru" mengisahkan bagaimana Raden Wijaya sebenarnya dibuat takut dengan kekuatan pasukan Mongol.

Tetapi dalam lubuk hati terdalamnya ia tidak menyetujui permintaan ini karena menyerahkan putri-putri eks Raja Singasari ini. Penyerahan putri-putri raja itu dianggap Raden Wijaya akan membuat pemerintahannya, maupun keturunannya kelak akan mengalami jatuh kewibawaannya.



Hal ini dikarenakan tahta yang sesungguhnya berada di pundak putri Kertanegara tersebut. Namun Arya Wiraraja pemimpin pasukan Madura, yang juga Adipati di Madura itu memberi nasehat ke Raden Wijaya.

Arya Wiraraja mengatakan, ia akan mengatur siasat dan akan memberi pelajaran berharga pada pasukan Mongol tersebut. Arya Wiraraja kemudian meminta pasukan Mongol untuk menjemput para putri tersebut keesokan harinya, dan dengan syarat tidak boleh membawa senjata.

Hal ini semata-mata karena permintaan putri-putri tersebut karena masih trauma akan dua peristiwa hebat yang mengguncang dirinya. Pertama, karena para putri masih terbayang peperangan hebat yang mengakibatkan ayah dan keluarga besar mereka gugur.

Alasan kedua, mereka juga baru melewati peperangan yang besar di Kediri. Melihat alasan yang rasional ini, Kau Hsing pun menerima dan baru keesokan harinya datang menjemput para putri tersebut di Desa Majapahit.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2116 seconds (0.1#10.140)