Kisah Ki Ageng Ngaliman, Putra Sunan Giri Dihukum Mati usai Tantang Mataram

Minggu, 03 Desember 2023 - 14:58 WIB
loading...
A A A
"Karena tindakan itu dapat merusak agama Islam, dan dapat mengakibatkan masjid pondok sepi". Ulah Aliman tidak bisa dibiarkan, dan dia diputuskan dibuang ke sebuah bukit yang kelak dikenal dengan nama Gunung Liman, yang letaknya bersebelahan dengan Gunung Wilis.

Di tempat barunya, Aliman mengangkat diri sebagai Ki Ageng, dan dikenal dengan nama Ki Ageng Ngliman atau Ngaliman. Ia mengajar ilmu kanuragan dan kedigdayaan kepada orang-orang Jawa yang ikut bertempat tinggal di sana.

Padepokan Ki Ageng Ngaliman dalam waktu singkat kesohor. Muridnya terus bertambah dan semakin banyak. Padepokan Ki Ageng Ngaliman berada di Kabupaten Berbeg. Pada masa kekuasaan Mataram Islam, di kawasan itu terdapat empat kabupaten, yakni Berbeg, Kertosono, Nganjuk dan Godean.



Pasca perang Jawa, atau Perang Diponegoro (1825-1830), di bawah gubernemen kolonial Belanda, empat kabupaten disatukan di bawah Kabupaten Berbeg, dan dalam perjalanannya pindah ke Nganjuk.

Sementara karena banyak pengikut dan merasa memiliki kekuasaan sendiri, Ki Ageng Ngaliman memperlihatkan sikap menantang Mataram. Dalam sekejap Ki Ageng Ngaliman dianggap sebagai tokoh yang membahayakan kekuasaan.

Kisah Brang Wetan Berdasarkan Babad Alit, dan Babade Nagara Patjitan menceritakan, Ki Ageng Ngaliman kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. "Dia tertangkap dan dibawa ke Solo dan (kemudian) dihukum mati". Tamat sudah tiwayat Ki Ageng Ngaliman, pemimpin padepokan Gunung Liman Nganjuk yang dikenal sebagai putra Sunan Giri.
(eyt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4268 seconds (0.1#10.140)