Fakta Baru Terungkap! Mtsn Negeri Kunir Blitar Diduga Kaburkan Kematian Siswa Akibat Dikeroyok di Kelas
loading...
A
A
A
BLITAR - Pengusutan kasus kematian siswa Mts Negeri 01 atau Mtsn Kunir Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang tewas akibat dianiaya dan dikeroyok temannya di kelas terus berlanjut. Polisi telah memeriksa sebanyak 16 orang saksi, yakni berasal dari unsur guru dan siswa.
Terungkap fakta baru bahwa sejak awal pihak Mtsn Kunir diduga mengaburkan fakta kejadian dari orang tua korban.
Meski korban AJH (14) di rumah sakit telah dinyatakan tewas, orang tua korban hanya diberi informasi kalau korban hanya mengalami kecelakaan kecil, yakni terkena bola saat bermain.
Hal itu yang membuat pihak keluarga korban awalnya menerima dengan lapang dada apa yang terjadi sebagai kecelakaan atau musibah. Namun sikap itu berubah begitu polisi menyatakan kematian AJH akibat kekerasan.
Misatin, ibu korban AJH ditemui di rumahnya di Dusun Manggar Desa Kunir Kecamatan Wonodadi mengatakan, hingga hari ini pihak Mtsn Kunir tidak memberitahu kalau anaknya telah menjadi korban kekerasan.
Kabar penyebab kematian putranya justru ia peroleh dari kerabat yang kebetulan menjadi petugas di Polres Tulungagung.
“Sampai sekarang tidak ada keterangan dari Mts (Mtsn Kunir) kalau anak saya menjadi korban kekerasan,” tutur Ny Misatin kepada MPI Senin (28/8/2023).
Terungkap fakta baru bahwa sejak awal pihak Mtsn Kunir diduga mengaburkan fakta kejadian dari orang tua korban.
Baca Juga
Meski korban AJH (14) di rumah sakit telah dinyatakan tewas, orang tua korban hanya diberi informasi kalau korban hanya mengalami kecelakaan kecil, yakni terkena bola saat bermain.
Hal itu yang membuat pihak keluarga korban awalnya menerima dengan lapang dada apa yang terjadi sebagai kecelakaan atau musibah. Namun sikap itu berubah begitu polisi menyatakan kematian AJH akibat kekerasan.
Misatin, ibu korban AJH ditemui di rumahnya di Dusun Manggar Desa Kunir Kecamatan Wonodadi mengatakan, hingga hari ini pihak Mtsn Kunir tidak memberitahu kalau anaknya telah menjadi korban kekerasan.
Kabar penyebab kematian putranya justru ia peroleh dari kerabat yang kebetulan menjadi petugas di Polres Tulungagung.
“Sampai sekarang tidak ada keterangan dari Mts (Mtsn Kunir) kalau anak saya menjadi korban kekerasan,” tutur Ny Misatin kepada MPI Senin (28/8/2023).