Depati Parbo, Pejuang Kemerdekaan dari Kerinci yang Jago Silat, Agama dan Kebatinan
loading...
A
A
A
Depati Parbo adalah seorang pejuang kemerdekaan dari Kabupaten Kerinci . Depati Parbo lahir di kaki Gunung Raya tepatnya di dusun (Desa) Lolo, Kerinci sekitar 1839. Dia terlahir dengan nama Kasib.
Meski terlahir di sebuah desa di kaki gunung, bakat kepemimpinan Depati Parbo sudah terlihat sejak remaja. Dia sangat disegani teman karena sifatnya yang rendah hati meski berbadan tegap dan tampan.
Walau jago bela diri serta berburu, Depati Parbo tidak pernah menyombongkan diri, bahkan selalu menjadi penengah jika ada teman-temanya yang berkelahi. Tidak hanya ilmu silat, Depati Parbo juga menguasai ilmu agama dan kebatinan yang berasal dari seorang guru atau ulama.
Ilmu kebatinan yang dimilikinya, membuat Depati Parbo juga mempunyai kemampuan mengobati berbagai penyakit atas izin Allah. Perlawanan Depati Parbo terhadap Belanda dimulai saat dirinya melihat kesewenang-wenangan belanda di Bumi Sakti Alam Kerinci.
Baca juga: 7 Fakta Nyimas Utari, Agen Rahasia Mataram yang Sukses Penggal Kepala Gubernur Jenderal VOC
Karena tidak mau dijajah serta mendapat dukungan rakyat, Depati Parbo pun mengobarkan semangat jihad bersama pasukannya untuk melawan Belanda. Perjuangan Depati Parbo yang Heroik membuat gusar para pejabat pemerintah Belanda, berbagai cara dan upaya terus dilakukan untuk menangkap Depati Parbo hidup atau mati.
Pengejaran terhadap tokoh pejuang yang sangat ditakuti Belanda dan disayangi oleh hulubalang dan rakyatnya terus dilakukan. Belanda benar-benar kewalahan menghadapi taktik perang gerilya yang diterapkan oleh pasukan Depati Parbo.
Hingga pada suatu hari, tepatnya Jumat beberapa serdadu Belanda melakukan pengepungan dan penyanderaan terhadap masyarakat di dalam Masjid Lolo. Saat itu pihak Belanda mengancam akan membunuh rakyat atau penduduk Desa Lolo yang mendukung perjuangan Depati Parbo dan keluarga Depati Parbo yang sedang berada di rumah, apabila Depati Parbo tidak mau menyerah kepada pasukkan Belanda.
Pihak Belanda yang terkenal dengan tipu muslihatnya, memerintahkan kepada para Depati untuk mencari dan menghubungi Depati Parbo agar mau diajak berunding. Ancaman dan intimidasi yang dilakukan Belanda membuat penduduk terutama kaum wanita dan usia lanjut serta anak anak menjadi gelisah dan ketakutan.
Melalui perundingan yang sangat menegangkan dan demi menyelamatkan nyawa puluhan rakyat yang disandera, akhirnya dengan sangat berat hati beberapa depati dan tokoh masyarakat melakukan pencaharian terhadap Depati Parbo di hutan belantara di daerah LempurÂLolo hingga ke Renah Menjuto.
Meski terlahir di sebuah desa di kaki gunung, bakat kepemimpinan Depati Parbo sudah terlihat sejak remaja. Dia sangat disegani teman karena sifatnya yang rendah hati meski berbadan tegap dan tampan.
Walau jago bela diri serta berburu, Depati Parbo tidak pernah menyombongkan diri, bahkan selalu menjadi penengah jika ada teman-temanya yang berkelahi. Tidak hanya ilmu silat, Depati Parbo juga menguasai ilmu agama dan kebatinan yang berasal dari seorang guru atau ulama.
Ilmu kebatinan yang dimilikinya, membuat Depati Parbo juga mempunyai kemampuan mengobati berbagai penyakit atas izin Allah. Perlawanan Depati Parbo terhadap Belanda dimulai saat dirinya melihat kesewenang-wenangan belanda di Bumi Sakti Alam Kerinci.
Baca juga: 7 Fakta Nyimas Utari, Agen Rahasia Mataram yang Sukses Penggal Kepala Gubernur Jenderal VOC
Karena tidak mau dijajah serta mendapat dukungan rakyat, Depati Parbo pun mengobarkan semangat jihad bersama pasukannya untuk melawan Belanda. Perjuangan Depati Parbo yang Heroik membuat gusar para pejabat pemerintah Belanda, berbagai cara dan upaya terus dilakukan untuk menangkap Depati Parbo hidup atau mati.
Pengejaran terhadap tokoh pejuang yang sangat ditakuti Belanda dan disayangi oleh hulubalang dan rakyatnya terus dilakukan. Belanda benar-benar kewalahan menghadapi taktik perang gerilya yang diterapkan oleh pasukan Depati Parbo.
Hingga pada suatu hari, tepatnya Jumat beberapa serdadu Belanda melakukan pengepungan dan penyanderaan terhadap masyarakat di dalam Masjid Lolo. Saat itu pihak Belanda mengancam akan membunuh rakyat atau penduduk Desa Lolo yang mendukung perjuangan Depati Parbo dan keluarga Depati Parbo yang sedang berada di rumah, apabila Depati Parbo tidak mau menyerah kepada pasukkan Belanda.
Pihak Belanda yang terkenal dengan tipu muslihatnya, memerintahkan kepada para Depati untuk mencari dan menghubungi Depati Parbo agar mau diajak berunding. Ancaman dan intimidasi yang dilakukan Belanda membuat penduduk terutama kaum wanita dan usia lanjut serta anak anak menjadi gelisah dan ketakutan.
Melalui perundingan yang sangat menegangkan dan demi menyelamatkan nyawa puluhan rakyat yang disandera, akhirnya dengan sangat berat hati beberapa depati dan tokoh masyarakat melakukan pencaharian terhadap Depati Parbo di hutan belantara di daerah LempurÂLolo hingga ke Renah Menjuto.