Kementan Musnahkan Komoditas Pertanian Ilegal Asal 26 Negara

Jum'at, 24 Juli 2020 - 14:00 WIB
loading...
Kementan Musnahkan Komoditas Pertanian Ilegal Asal 26 Negara
Pemusnahkan berbagai macam barang bukti komoditas pertanian ilegal menggunakan incenerator, di Badan Karantina Pertanian Surabaya, Jumat (24/7/2020). Foto/SINDONews/Ali Mas
A A A
SURABAYA - Sebanyak 66,07 kilogram benih, 48 batang bibit tanaman dan 1.500 stik bambu asal 26 negara dimusnahkan oleh Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Surabaya.

Benih-benih tersebut terdiri dari benih tanaman hias, buah dan sayuran impor ini berasal dari Australia, Brunei Darussalam, China, Cyprus, Germany, Greece, Hong Kong, Japan, Kyrgyzstan dan lainnya.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan, barang ilegal tersebut masuk ke wilayah tanah air melalui kantor layanan karantina pertanian di wilayah kerja Kantor Pos Kediri, Bandar Udara Abdul Rahman Saleh, Malang dan Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya.

"Negara kita memberlakukan ketentuan untuk produk pertanian impor harus disertai jaminan kesehatan dari karantina pertanian dari negara asal," katanya saat melakukan pemusnahan dengan menggunakan incenerator di Sidoarjo, Jumat (24/7/2020).

Menurut Jamil, kebijakan menyertakan sertifikat/Phytosanitary Certificate (PC) dari negara asal dan Surat Ijin Pemasukan (Sipmentan) untuk benih/bibit adalah langkah proteksi untuk kelestarian sumber daya alam hayati yang sangat kaya.

Meningkatkan arus lalu lintas perdagangan pertanian, kata dia, juga berdampak terhadap meningkatkan potensi penyebaran penyakit produk pertanian. (Baca juga: Kebakaran Hanguskan Gudang dan Rumah Pengepul Barang di Mojokerto)

Ia melanjutkan, selain melalukan penguatan sistem perkarantinaan, pihaknya juga melakukan peningkatan sinergisitas untuk pengawasan baik dengan instansi terkait juga dengan masyarakat. (Baca juga: Jelang Idul Adha, Harga Sembako di Surabaya Terkendali)

"Ini menjadi tugas bersama, sda hayati harus terlindungi agar sumber pangan dan pakan bagia masyarakat dapat tersedia. Tidak hanya itu, produk pertanian yang sehat akan dapat meningkatkan daya saing sehingga laris di pasar global," pungkasnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1660 seconds (0.1#10.140)