Kisah Pelukis Basoeki Abdullah Berani Memarahi Keluarga Cendana Gara-gara Lukisan
loading...
A
A
A
Empat tahun kemudian, yakni tepatnya 4 Juni 1991. Ibu Tien meminta Basoeki Abdullah membuat pameran tunggal di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Basoeki bersedia.
Saat membuka acara pameran tunggal itu, rasa kagum Presiden Soeharto tertuju pada lukisan pohon bambu yang berjudul Rumpun Bambu, Panjanglah Umurmu. Lukisan itu seolah begitu nyata. Tangan Pak Harto mengelus permukaan kanvasnya.
Tiba-tiba Pak Harto berbisik ke telinga Basoeki Abdullah yang berdiri di sampingnya.
“Pak Basoeki, saya punya utang, ya,” bisik Pak Harto seperti dikutip dari buku Basoeki Abdullah Sang Hanoman Keloyongan.
Basoeki Abdullah terkejut dan sempat bingung, namun segera menimpali balik, utang yang tidak dimengertinya.
Pak Harto hanya tersenyum. Basoeki Abdullah hanya bisa menduga, utang yang dimaksud mungkin terkait persoalan vandalisme atas lukisan merpatinya.
Lihat Juga: 3 Fakta Menarik Kisah Cinta Jenderal Kopassus Wismoyo Arismunandar, Melamar di Hadapan Presiden Soeharto
Saat membuka acara pameran tunggal itu, rasa kagum Presiden Soeharto tertuju pada lukisan pohon bambu yang berjudul Rumpun Bambu, Panjanglah Umurmu. Lukisan itu seolah begitu nyata. Tangan Pak Harto mengelus permukaan kanvasnya.
Tiba-tiba Pak Harto berbisik ke telinga Basoeki Abdullah yang berdiri di sampingnya.
“Pak Basoeki, saya punya utang, ya,” bisik Pak Harto seperti dikutip dari buku Basoeki Abdullah Sang Hanoman Keloyongan.
Basoeki Abdullah terkejut dan sempat bingung, namun segera menimpali balik, utang yang tidak dimengertinya.
Pak Harto hanya tersenyum. Basoeki Abdullah hanya bisa menduga, utang yang dimaksud mungkin terkait persoalan vandalisme atas lukisan merpatinya.
Lihat Juga: 3 Fakta Menarik Kisah Cinta Jenderal Kopassus Wismoyo Arismunandar, Melamar di Hadapan Presiden Soeharto
(shf)