Kisah Jenderal M Jusuf, Sosok yang Berani Gebrak Meja di Depan Presiden Soeharto
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenderal Andi Muhammad Jusuf Amir yang pernah menjabat Panglima ABRI (TNI) memiliki kisah unik dengan Presiden Soeharto. Jenderal M Jusuf berani menggebrak meja di depan Soeharto yang saat itu kekuasaan begitu kuat.
Kala pemerintahan Orde Baru, hampir tak ada yang berani menantang otoritas Presiden Soeharto. Namun, Jenderal M Jusuf yang dikenal pemberani muncul sebagai pengecualian.
Dalam salah satu rapat penting di kediaman Presiden Soeharto, dia menggebrak meja. Momen itu merupakan salah satu sejarah politik Orde Baru.
Jenderal M Jusuf menjadi tokoh penting di balik soliditas ABRI pada masa itu. Selain menjabat sebagai Panglima ABRI, Jusuf juga pernah dipercaya sebagai Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan.
Karir Jenderal M Jusuf moncer hingga membawanya pada jabatan strategis lainnya, yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam) menggantikan Jenderal Maraden Panggabean.
Selain aktif di bidang militer, Jenderal M Jusuf juga memiliki hubungan dekat dengan beberapa tokoh penting, termasuk mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Amir Machmud.
Keduanya dikenal sebagai tokoh yang berperan besar dalam lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Kala pemerintahan Orde Baru, hampir tak ada yang berani menantang otoritas Presiden Soeharto. Namun, Jenderal M Jusuf yang dikenal pemberani muncul sebagai pengecualian.
Dalam salah satu rapat penting di kediaman Presiden Soeharto, dia menggebrak meja. Momen itu merupakan salah satu sejarah politik Orde Baru.
Jenderal M Jusuf menjadi tokoh penting di balik soliditas ABRI pada masa itu. Selain menjabat sebagai Panglima ABRI, Jusuf juga pernah dipercaya sebagai Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan.
Karir Jenderal M Jusuf moncer hingga membawanya pada jabatan strategis lainnya, yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam) menggantikan Jenderal Maraden Panggabean.
Selain aktif di bidang militer, Jenderal M Jusuf juga memiliki hubungan dekat dengan beberapa tokoh penting, termasuk mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Amir Machmud.
Keduanya dikenal sebagai tokoh yang berperan besar dalam lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).