Kisah Yoga Sugama, Jenderal Intelijen yang Berani Bisiki Soeharto Mundur dan Tak Melanjutkan Kekuasaan
loading...
A
A
A
YOGA Sugama, jenderal intelijen yang berani meminta Presiden Soeharto mundur dari pencalonan kembali pada tahun 1988. Soeharto dikenal sebagai Presiden RI dengan masa jabatan paling lama. Selama 32 tahun memimpin, baru Reformasi 1998 yang mampu melengserkannya.
Jauh sebelum era reformasi rupanya sudah ada pihak yang berani meminta Soeharto mundur dari pencalonannya kembali sebagai Presiden RI.
Pada tahun 1988, Soeharto telah menjalani masa kekuasaan selama kurang lebih 22 tahun. Saat itu, dia yang telah berusia 67 tahun berkeinginan melanggengkan kekuasaannya dengan maju kembali sebagai presiden.
Menariknya, ketika hendak mengajukan diri sebagai calon presiden ada sosok jenderal bernama Yoga Sugama yang punya keinginan menghentikan masa kediktatoran Soeharto.
Yoga adalah jenderal yang saat itu menjabat Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) yang merangkap Kepala Staf Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kaskopkamtib).
Meski menginginkan Soeharto tidak kembali mencalonkan diri, Yoga sebenarnya termasuk dalam lingkaran orang terdekat Presiden.
Yoga mulai mengenal dekat Soeharto ketika masih bertugas sebagai Asisten Kodam Diponegoro. Kedekatan inilah yang membuatnya sangat peduli dengan sang Presiden.
Jenderal intelijen itu meminta Soeharto mundur bukan tanpa alasan. Menurut Yoga, puncak keemasan kekuasaan Soeharto telah tercapai, sehingga sudah waktunya bagi Soeharto yang lanjut usia untuk pensiun dan beristirahat.
Bisnis keluarga dan anak-anak Soeharto yang semakin besar dan berpotensi menjadi sasaran tembak juga menjadi pertimbangan.
Jauh sebelum era reformasi rupanya sudah ada pihak yang berani meminta Soeharto mundur dari pencalonannya kembali sebagai Presiden RI.
Baca Juga
Pada tahun 1988, Soeharto telah menjalani masa kekuasaan selama kurang lebih 22 tahun. Saat itu, dia yang telah berusia 67 tahun berkeinginan melanggengkan kekuasaannya dengan maju kembali sebagai presiden.
Menariknya, ketika hendak mengajukan diri sebagai calon presiden ada sosok jenderal bernama Yoga Sugama yang punya keinginan menghentikan masa kediktatoran Soeharto.
Yoga adalah jenderal yang saat itu menjabat Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) yang merangkap Kepala Staf Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kaskopkamtib).
Meski menginginkan Soeharto tidak kembali mencalonkan diri, Yoga sebenarnya termasuk dalam lingkaran orang terdekat Presiden.
Yoga mulai mengenal dekat Soeharto ketika masih bertugas sebagai Asisten Kodam Diponegoro. Kedekatan inilah yang membuatnya sangat peduli dengan sang Presiden.
Jenderal intelijen itu meminta Soeharto mundur bukan tanpa alasan. Menurut Yoga, puncak keemasan kekuasaan Soeharto telah tercapai, sehingga sudah waktunya bagi Soeharto yang lanjut usia untuk pensiun dan beristirahat.
Bisnis keluarga dan anak-anak Soeharto yang semakin besar dan berpotensi menjadi sasaran tembak juga menjadi pertimbangan.