Kisah Ranggawarsita, Pujangga Sakti dari Surakarta yang Ramalkan Kemerdekaan Indonesia dan Kematiannya Sendiri
Minggu, 29 Mei 2022 - 06:11 WIB
Namun telah menjadi kehendak Allah,
Sebahagia-bahagianya orang yang lalai,
Akan lebih bahagia orang yang tetap ingat dan waspada.
Seperti melintasi zaman. Syair tersebut juga masih sangat relevan dengan kondisi masa kini. Di mana praktik mencari keuntungan pribadi masih terus terjadi, dan tak mempedulikan lagi kerugiannya bagi orang lain.
Tak hanya syairnya saja yang mampu melintasi zaman. Ranggawarsita yang terlahir pada 14 Maret 1802, dengan nama asli Bagus Burhan ini, ramalannya juga melintasi zaman dan banyak yang meyakini kebenarannya.
Bahkan, kematiannya pada 24 Desember 1873, juga telah diramalkan sendiri oleh pujangga besar ini, melalui Serat Sabdajati. Ranggawarsita merupakan putra dari Mas Pajangswara, yang merupakan cucu dari pujangga utama Kasunanan Surakarta, Yasadipura II.
Terlahir dari keturunan Kesultanan Pajang, dan Kesultanan Demak. Ranggawarsita muda, tumbuh besar dan menjadi dewasa di bawah asuhan Ki Tanujaya yang merupakan abdi dari Mas Pajangswara.
Kebengalannya di masa muda, dan kegemarannya berjudi, membuat Ranggawarsita muda dikirim oleh kakeknya ke Kyai Imam Besari, untuk berguru agama Islam di Pesantren Gebang Tinatar. Pesantren tersebut berada di Desa Tegalsari, yang masuk wilayah Ponorogo.
Berguru di pesantren, tak membuat kebengalannya surut. Ranggawarsita masih saja bandel dan suka berjudi. Bahkan, dia sempat kabur ke wilayah Madiun. Namun, saat berada di wilayah Sungai Kedungwatu, Ranggwarsita mendapatkan penyadaran, sehingga kembali ke pesantren dan berubah menjadi alim serta pandai mengaji.
Sebahagia-bahagianya orang yang lalai,
Akan lebih bahagia orang yang tetap ingat dan waspada.
Seperti melintasi zaman. Syair tersebut juga masih sangat relevan dengan kondisi masa kini. Di mana praktik mencari keuntungan pribadi masih terus terjadi, dan tak mempedulikan lagi kerugiannya bagi orang lain.
Tak hanya syairnya saja yang mampu melintasi zaman. Ranggawarsita yang terlahir pada 14 Maret 1802, dengan nama asli Bagus Burhan ini, ramalannya juga melintasi zaman dan banyak yang meyakini kebenarannya.
Bahkan, kematiannya pada 24 Desember 1873, juga telah diramalkan sendiri oleh pujangga besar ini, melalui Serat Sabdajati. Ranggawarsita merupakan putra dari Mas Pajangswara, yang merupakan cucu dari pujangga utama Kasunanan Surakarta, Yasadipura II.
Terlahir dari keturunan Kesultanan Pajang, dan Kesultanan Demak. Ranggawarsita muda, tumbuh besar dan menjadi dewasa di bawah asuhan Ki Tanujaya yang merupakan abdi dari Mas Pajangswara.
Baca Juga
Kebengalannya di masa muda, dan kegemarannya berjudi, membuat Ranggawarsita muda dikirim oleh kakeknya ke Kyai Imam Besari, untuk berguru agama Islam di Pesantren Gebang Tinatar. Pesantren tersebut berada di Desa Tegalsari, yang masuk wilayah Ponorogo.
Berguru di pesantren, tak membuat kebengalannya surut. Ranggawarsita masih saja bandel dan suka berjudi. Bahkan, dia sempat kabur ke wilayah Madiun. Namun, saat berada di wilayah Sungai Kedungwatu, Ranggwarsita mendapatkan penyadaran, sehingga kembali ke pesantren dan berubah menjadi alim serta pandai mengaji.
tulis komentar anda