Mencekam, Massa Bersenjata Parang dan Tombak Geruduk Kantor Desa
Sabtu, 22 Mei 2021 - 14:29 WIB
POLEWALI MANDAR - Puluhan warga bersenjata parang dan tombak menggeruduk kantor Desa Lapeo, Campalagain, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Warga jengkel dan emosi setelah halaman rumah mereka tiba-tiba diklaim orang lain.
Baca juga: Kapolres: Anak Danramil Ditemukan Tewas Masih Pakai Earphone dengan Kondisi Ponsel Dicas
Mereka mengepung kantor desa untuk mencari oknum pengacara yang dikirim oleh sesorang yang mengklaim tanah warga.
Baca juga: Aliran Sesat Gemparkan Cianjur, Anggotanya Tak Diwajibkan Salat dan Puasa
Massa yang kesal ini bahkan membawa serta keluarga mereka hingga kantor desa pun dikepung. Alasan warga ini tak lain untuk mencari sejumlah oknum yang awalnya datang untuk mengklaim tanah pekarangan milik 10 orang kepala keluarga (KK) di Desa Lapeo.
Warga bahkan nyaris melampiaskan kekesalanya pada kepala desa dan sejumlah orang yang berada di dalam kantor desa. Adu mulut sempat terjadi. Beruntung emosi warga bisa diredam setelah kepala desa setempat mengaku ikut mendukung hak warga.
Kepala Desa Lapeo, Rahim menjelaskan, peristiwa ini terjadi setelah sejumlah oknum, di mana salah satunya pengacara mendatangi lokasi yang disengketakan tersebut. Sementara warga yang tak tahu menahu persoalan sengkata tanah menyatakan, tanah yang ditempati dan bermukim 10 kepala keluarga itu dihuni sejak ratusan tahun.
Sayangnya pengacara berinisal T berdalih jika tanah tersebut milik kliennya dan akan disengketakan. Suasana yang mencekam ini dapat diredam oleh pemerintah setempat bersama aparat kepolisian dan meminta warga tetap tenang.
Massa mengancam akan menyerang siapa saja yang mencoba merampas tanah miliknya tersebut. Akibat peristiwa ini salah satu orang suruhan nyaris diamuk massa dan terpaksa dievakuasi ke tempat aman untuk menghindari amukan warga.
Baca juga: Kapolres: Anak Danramil Ditemukan Tewas Masih Pakai Earphone dengan Kondisi Ponsel Dicas
Mereka mengepung kantor desa untuk mencari oknum pengacara yang dikirim oleh sesorang yang mengklaim tanah warga.
Baca juga: Aliran Sesat Gemparkan Cianjur, Anggotanya Tak Diwajibkan Salat dan Puasa
Massa yang kesal ini bahkan membawa serta keluarga mereka hingga kantor desa pun dikepung. Alasan warga ini tak lain untuk mencari sejumlah oknum yang awalnya datang untuk mengklaim tanah pekarangan milik 10 orang kepala keluarga (KK) di Desa Lapeo.
Warga bahkan nyaris melampiaskan kekesalanya pada kepala desa dan sejumlah orang yang berada di dalam kantor desa. Adu mulut sempat terjadi. Beruntung emosi warga bisa diredam setelah kepala desa setempat mengaku ikut mendukung hak warga.
Kepala Desa Lapeo, Rahim menjelaskan, peristiwa ini terjadi setelah sejumlah oknum, di mana salah satunya pengacara mendatangi lokasi yang disengketakan tersebut. Sementara warga yang tak tahu menahu persoalan sengkata tanah menyatakan, tanah yang ditempati dan bermukim 10 kepala keluarga itu dihuni sejak ratusan tahun.
Sayangnya pengacara berinisal T berdalih jika tanah tersebut milik kliennya dan akan disengketakan. Suasana yang mencekam ini dapat diredam oleh pemerintah setempat bersama aparat kepolisian dan meminta warga tetap tenang.
Massa mengancam akan menyerang siapa saja yang mencoba merampas tanah miliknya tersebut. Akibat peristiwa ini salah satu orang suruhan nyaris diamuk massa dan terpaksa dievakuasi ke tempat aman untuk menghindari amukan warga.
(shf)
tulis komentar anda