Sri Sultan: Era Digital, Lulusan UNY Diharapkan Tidak Tercerabut Akar Budayanya

Jum'at, 21 Mei 2021 - 15:04 WIB
Gubernur DIY Sultan HB X menyampaikan pidato ilmiah Dies Natalis ke 57 UNY secara daring, Jumat (21/5/2021). Foto Dok Humas UNY
SLEMAN - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X mengatakan, sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan bagian penting dari Kampus Merdeka, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) diharapkan bukan hanya meluluskan alumni yang siap mengembangkan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan digitalisasi pendidikan, namun juga tidak tercerabut dari akar kebudayaannya.

“Pencapaian Renaisans-Yogyakarta hanya bisa direalisasi dengan motor penggerak dan aktor perubahan yang diperankan oleh kelompok masyarakat kreatif lintas profesi dan lintas kelembagaan yang juga terdukung oleh pendidikan unggul yang lulusannya akan memperkuat entitas kreatif guna membangun peradaban maju yang bermartabat,” kata Sultan dalam pidato ilmiah Dies Natalis ke-57 UNY yang dilaksanakan secara daring, Jumat (21/5/2021)

Menurut Sultan, Renaisans- Yogyakarta sebagai proses pergeseran peradaban ke arah yang lebih bermartabat-maju, meski tidak mengganti core-values, tapi harus mengubah core-behaviour dan core-competance sesuai core-culture Yogyakarta.

“Seperti halnya perusahaan mengganti core-business, esensinya adalah strategi survival untuk bertahan hidup yang momentumnya dipandang tepat di tengah ekosistem budaya yang berubah karena COVID-19 in,” paparnya.

Sultan menjelaskan kebanggaan akan keberhasilan nenek-moyang, agar direkonstruksi untuk menginspirasi hadirnya wawasan kreatif tentang Renaisans-Yogyakarta. Dengan menghidupkan kembali kantung-kantung budaya di kampung-kampung, sehingga tercipta eco-system kehidupan berkebudayaan yang kondusif untuk menariknya ke arah peradaban baru.



“Diharapkan model sinergi 3-K, Kaprajan-Kampus-Kampung dikembangkan sebagai energi akselerasi bagi percepatan terwujudnya Renaisans-Yogyakarta. Kaprajan termasuk Kasultanan dan Kadipaten sebagai pamomong dan peneladan harus mengubah cara berpikir dan bertindakdengan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya adiluhung agar menjadi perilaku warga,” paparnya.

Sedangkan sebagai penyelenggara negara agar berpikir dan bekerja cerdas. Didukung oleh akademisi yang inventif dengan komitmen, rohaniawan yang mengamalkan kesalehan ritual dan kesalehan publik, wirausahawan yang inovatif dan berani mengambil risiko, didukung oleh rakyat Jogja-Istimewa yang kreatif.

Ketua Dewan Pertimbangan UNY, Abdul Halim Iskandar mengatakan berkat kegigihan, pengabdian dan keikhlasan seluruh civitas akademika UNY telah banyak berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

“UNY tidak boleh hanya mengejar status masyhur di kancah nasional maupun Internasional saja. Jangansampaimenjadimenaragading, yang melupakan dan mengabaikan nasib rakyat sekitarnya, amanat Tri Dharma Perguruan Tingg iharus berimplikasi pada kesejahteraan warga” terang Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) itu.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More