Raja Jayabaya, Penguasa Kediri Keturunan Airlangga yang Ramalkan Kehancuran Dunia

Senin, 09 Januari 2023 - 05:34 WIB
loading...
A A A
Jago kate berbulu kuning yang dimaksud kemungkinan besar adalah tentara Jepang yang berperawakan kecil dan kulit kuning. Dalam catatan sejarah disebutkan kedatangan Jepang mengakhiri masa penjajahan Belanda di Indonesia. Penjajah Jepang juga hanya berkuasa selama 3,5 tahun, tidak seperti bangsa Belanda.



Meski demikian, ada ramalan Prabu Jayabaya yang hingga kini belum terjadi namun tetap diyakini sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya orang Jawa. Dalam ramalan itu, Prabu Jayabaya percaya bahwa akan ada masa di mana Indonesia dipimpin oleh seorang Ratu Adil yang akan membawa Tanah Air menuju kemakmuran.

Dalam buku " Ramalan Jayabaya, Indonesia Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Depan" karangan Suwidi Tono disebutkan gambaran ciri-ciri yang menandai masa dimana 'Ratu Adil' tersebut akan segera tiba.

Datangnya sang Ratu Adil menurut ramalan Jayabaya yakni ditandai gunung-gunung yang akan meletus, bumi berguncang, laut dan sungai akan meluap. Sosok Ratu Adil yang dimaksud adalah Satrio Piningit.

Ratu Adil akan muncul di masa penuh penderitaan, masa penuh kesewenang-wenangan, masa ketidakadilan, orang-orang licik akan berkuasa dan yang baik akan tertindas. Setelah masa yang paling berat itu, diramalkan akan datang zaman baru, zaman penuh kemegahan dan kemuliaan, zaman keemasan bagi Nusantara.

Ratu Adil (Satria Piningit) merupakan mitologi yang mengatakan bahwa akan datang seorang pemimpin yang akan menjadi penyelamat, ia akan membawa keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya.



Kata kunci Ramalan Jayabaya diyakini adalah wolak-walik ing zaman (perubahan zaman). Hal itu menggambarkan kefanaan dalam kehidupan di dunia serta keniscaraan tentang pembalasan yang setimpal.

Dalam buku Ramalan Jayabaya (Bagian Akhir) Indonesia Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Depan, disebutkan Raja Jayabaya memerintahkan dua pujangga, yaitu Mpu Sedah dan Mpu Panuluh untuk menyadur dan menciptakan karya sastra. Karya tersebut kemudian dikembangkan dan disebarluaskan kepada rakyat melalui tembang berbahasa Jawa.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2215 seconds (0.1#10.140)