Sultan Menyapa : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali menyapa warganya. Untuk ketiga kalinya, Sri Sultan HB X Menyapa warga melalui ajakan kemanusiaan yang adil dan beradab, sesuai sila kedua Pancasila.
Dalam paparannya, tokoh yang juga menjadi salah satu pejuang reformasi '98 ini menyatakan seseorang menjadi sosok manusia yang seutuhnya ketika dirinya bermanfaat bagi orang lain. Ketika seseorang sudah bisa menimbang mana yang baik untuk dirinya, sekaligus bagi lingkungan sosialnya, maka dia telah menjadi insan yang mampu berpikir dan berbuat adil.
"Kemampuan dan inisiatif untuk berbuat adil inilah yang sejatinya menjadi ruh terbentuknya peradaban. Refleksi manusia sebagai mahluk individu dan sebagai mahluk sosial inilah yang telah membentuk generasi lintas peradaban selama ini," terang Sri Sultan HB X sebagaimana disamapaikan Humas Pemda DIY Selasa (28/4/2020).
Menurutnya, kebesaran hati dan kemauan untuk berbuat baik kepada sesama manusia akan selalu diuji. Dia kemudian mencontohkan dengan hadirnya wabah corona ini. Apabila direnungkan, lanjut Sultan, hal ini adalah sebuah bencana global, di mana hampir seluruh dunia merasakan dampak wabah Corona. Saat inilah manusia harus bangkit bersama, saiyeg saekpraya, menyalakan kembali kebersamaan dalam sebuah asa.
"Nyala atau nur yang harus dibangkitkan dan dipertahankan adalah sifat gotong royong yang sudah mendarah daging di seluruh hati warga," katanya.
Membagikan sayuran untuk tetangga, penyemprotan disinfektan per kampung, pembatasan sosial mandiri di kampung-kampung, maraknya donasi dan distribusi bantuan swadaya, menunjukkan bahwa nur itu masih ada dan semakin terang cahayanya. Inilah kekuatan sejati seorang manusia, dimana ego pribadi dilebur, dan diarahkan untuk saling membantu tanpa ada tendensi.
"Saya khusus memberikan pesan kepada generasi penerus ketika saatnya nanti tiba. Saya yakin, generasi mereka yang tidak mengalami musibah dunia ini, tentu akan membanggakan generasi kita sebagai orang-orang yang tahan uji," tandas Sultan.
Semua yang dilakukan masyarakat tersebut dilakukan dengan kesadaran, dengan melebur harapan bersama manusia lainnya, demi menuju kondisi yang lebih baik dalam situasi buruk sekalipun.
"Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi dan yakinlah Tuhan tak pernah memberikan ujian yang tak mampu dilewati oleh umat-Nya. Manusia harus terus melakukan instrospeksi, lir handaya paseban jati - Mengalirkan hidup semata pada tuntunan Ilahi. Pada saatnya nanti, perjuangan dan segala kebaikan yang terjadi saat ini akan tertulis dalam lembaran peradaban, dengan sebuah rumusan pesan together, we are stronger, " pungkasnya.
Dalam paparannya, tokoh yang juga menjadi salah satu pejuang reformasi '98 ini menyatakan seseorang menjadi sosok manusia yang seutuhnya ketika dirinya bermanfaat bagi orang lain. Ketika seseorang sudah bisa menimbang mana yang baik untuk dirinya, sekaligus bagi lingkungan sosialnya, maka dia telah menjadi insan yang mampu berpikir dan berbuat adil.
"Kemampuan dan inisiatif untuk berbuat adil inilah yang sejatinya menjadi ruh terbentuknya peradaban. Refleksi manusia sebagai mahluk individu dan sebagai mahluk sosial inilah yang telah membentuk generasi lintas peradaban selama ini," terang Sri Sultan HB X sebagaimana disamapaikan Humas Pemda DIY Selasa (28/4/2020).
Menurutnya, kebesaran hati dan kemauan untuk berbuat baik kepada sesama manusia akan selalu diuji. Dia kemudian mencontohkan dengan hadirnya wabah corona ini. Apabila direnungkan, lanjut Sultan, hal ini adalah sebuah bencana global, di mana hampir seluruh dunia merasakan dampak wabah Corona. Saat inilah manusia harus bangkit bersama, saiyeg saekpraya, menyalakan kembali kebersamaan dalam sebuah asa.
"Nyala atau nur yang harus dibangkitkan dan dipertahankan adalah sifat gotong royong yang sudah mendarah daging di seluruh hati warga," katanya.
Membagikan sayuran untuk tetangga, penyemprotan disinfektan per kampung, pembatasan sosial mandiri di kampung-kampung, maraknya donasi dan distribusi bantuan swadaya, menunjukkan bahwa nur itu masih ada dan semakin terang cahayanya. Inilah kekuatan sejati seorang manusia, dimana ego pribadi dilebur, dan diarahkan untuk saling membantu tanpa ada tendensi.
"Saya khusus memberikan pesan kepada generasi penerus ketika saatnya nanti tiba. Saya yakin, generasi mereka yang tidak mengalami musibah dunia ini, tentu akan membanggakan generasi kita sebagai orang-orang yang tahan uji," tandas Sultan.
Semua yang dilakukan masyarakat tersebut dilakukan dengan kesadaran, dengan melebur harapan bersama manusia lainnya, demi menuju kondisi yang lebih baik dalam situasi buruk sekalipun.
"Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi dan yakinlah Tuhan tak pernah memberikan ujian yang tak mampu dilewati oleh umat-Nya. Manusia harus terus melakukan instrospeksi, lir handaya paseban jati - Mengalirkan hidup semata pada tuntunan Ilahi. Pada saatnya nanti, perjuangan dan segala kebaikan yang terjadi saat ini akan tertulis dalam lembaran peradaban, dengan sebuah rumusan pesan together, we are stronger, " pungkasnya.
(nun)