Prajnaparamita, Sosok Perempuan Cantik Jawa Titisan Raja Singasari
loading...
A
A
A
Sosok Gayatri ini juga menjadi istri yang paling dikasihi oleh Kertarajasa atau Raden Wijaya.
Dari kisah dan perjalanan hidupnya, ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya Arca Dewi Prajnaparamita diduga merupakan Gayatri alias Rajapatni. Arca ini diletakkan di Candi Prajnaparamita puri di Boyolangu.
Pendewaan terhadap tokoh-tokoh penting ini akibat percampuran antara pemujaan arwah leluhur dan agama Hindu Buddha pada zaman Singasari-Majapahit. Selain itu, sudah menjadi adat bahwa keluarga raja yang dicandikan itu didewakan dan arcanya diletakkan dalam candi makam.
Kepribadian keluarga raja yang terdiri dari watak dan rupa ikut diarcakan juga, sehingga arca dewa itu identik dengan arca keluarga raja. Banyak di antara arca-arca keluarga raja yang sangat berkesan dan bermutu tinggi sebagai seni arca.
Dewi Prajnaparamita dalam kesusastraan Bhudisme dipandang sebagai jelmaan segala kesempurnaan sifat Bodhisatwa, lambang kesempurnaan sejati.
Gayatri dinikahi Raden Wijaya dengan status istri keempat yang bergelar Rajapatni atau pendamping raja. Gayatri cantik, cerdas dan tangguh sehingga Raden Wijaya mampu mendirikan Majapahit hingga mencapai kejayaan.
Dari pernikahan itulah lahir generasi-generasi terbaik Majapahit, salah satunya adalah Hayam Wuruk yang merupakan cucu dari Gayatri. Hayam Wuruk juga yang menciptakan legasi untuk mendiang neneknya karena keluhuran jasanya bagi berdiri hingga kesuksesan Majapahit.
Nagarakretagama menuliskan, Raden Wijaya menikahi empat putri Kertanagara, raja terakhir Singasari, yaitu Tribhuwana bergelar Tribhuwaneswari, Mahadewi bergelar Narendraduhita, Jayendradewi bergelar Prajnyaparamita, dan Gayatri bergelar Rajapatni. Raden Wijaya juga memiliki seorang istri dari Melayu bernama Dara Petak bergelar Indreswari.
Dari kelima istri tersebut, yang memberikan keturunan hanya Dara Petak dan Gayatri. Dari Dara Petak lahir Jayanagara.
Dari kisah dan perjalanan hidupnya, ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya Arca Dewi Prajnaparamita diduga merupakan Gayatri alias Rajapatni. Arca ini diletakkan di Candi Prajnaparamita puri di Boyolangu.
Pendewaan terhadap tokoh-tokoh penting ini akibat percampuran antara pemujaan arwah leluhur dan agama Hindu Buddha pada zaman Singasari-Majapahit. Selain itu, sudah menjadi adat bahwa keluarga raja yang dicandikan itu didewakan dan arcanya diletakkan dalam candi makam.
Kepribadian keluarga raja yang terdiri dari watak dan rupa ikut diarcakan juga, sehingga arca dewa itu identik dengan arca keluarga raja. Banyak di antara arca-arca keluarga raja yang sangat berkesan dan bermutu tinggi sebagai seni arca.
Dewi Prajnaparamita dalam kesusastraan Bhudisme dipandang sebagai jelmaan segala kesempurnaan sifat Bodhisatwa, lambang kesempurnaan sejati.
Gayatri dinikahi Raden Wijaya dengan status istri keempat yang bergelar Rajapatni atau pendamping raja. Gayatri cantik, cerdas dan tangguh sehingga Raden Wijaya mampu mendirikan Majapahit hingga mencapai kejayaan.
Dari pernikahan itulah lahir generasi-generasi terbaik Majapahit, salah satunya adalah Hayam Wuruk yang merupakan cucu dari Gayatri. Hayam Wuruk juga yang menciptakan legasi untuk mendiang neneknya karena keluhuran jasanya bagi berdiri hingga kesuksesan Majapahit.
Nagarakretagama menuliskan, Raden Wijaya menikahi empat putri Kertanagara, raja terakhir Singasari, yaitu Tribhuwana bergelar Tribhuwaneswari, Mahadewi bergelar Narendraduhita, Jayendradewi bergelar Prajnyaparamita, dan Gayatri bergelar Rajapatni. Raden Wijaya juga memiliki seorang istri dari Melayu bernama Dara Petak bergelar Indreswari.
Dari kelima istri tersebut, yang memberikan keturunan hanya Dara Petak dan Gayatri. Dari Dara Petak lahir Jayanagara.