Sebulan Berlalu, Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Sakit dan Harus Bayar Biaya Perawatan
loading...
A
A
A
Dirinya mengungkapkan sudah dilakukan pendataan, tetapi pengakuannya tak ada surat keterangan atau surat pengantar dari dinas kesehatan untuk dirinya yang menyatakan sebagai korban tragedi Kanjuruhan. Padahal ia sudah mendapat surat pengantar dari RT RW setempat yang menyatakan ia memang korban dari tragedi Kanjuruhan.
Hal itulah yang membuat keluarga memutuskan tidak melakukan operasi sesuai saran dari dokter di RST Soepraoen Malang, dikarenakan ketiadaan biaya. “Sama keluarga nggak diizinkan operasi, berobat jalan saja katanya,” ungkapnya.
Ia hanya mengobati lukanya dengan cairan yang diberikan dari bidan dan rumah sakit setelah mandi. Bahkan hingga kini dirinya juga masih sempat merasakan sesak napas dan kesulitan bernapas secara normal.
“Luka dibersihkan setiap hari, pakai kayak cairan obat infus itu,” tuturnya.
Luka yang masih belum sembuh juga membuat Mario tak bisa sekolah dengan nyaman. Ia kerap kali izin untuk melakukan perawatan luka dan saat luka di kaki kanannya kambuh. Padahal ia merupakan siswa kelas XII yang tahun depan bakal mengikuti asesmen kelulusan.
“Sering nggak masuk izin, dua hari sekali kontrol ke sini ke sini. Belum lagi sampai saat ini masih sulit tidur kalau malam, selalu terbayang – bayang, baru bisa tidur itu jam pagi,” jelasnya.
Kini ia berharap tragedi Kanjuruhan Malang bisa diusut setuntas – tuntasnya. Apalagi ini sudah sebulan baru enam tersangka yang dinyatakan bersalah oleh penyidik kepolisian Polda Jawa Timur.
Hal itulah yang membuat keluarga memutuskan tidak melakukan operasi sesuai saran dari dokter di RST Soepraoen Malang, dikarenakan ketiadaan biaya. “Sama keluarga nggak diizinkan operasi, berobat jalan saja katanya,” ungkapnya.
Ia hanya mengobati lukanya dengan cairan yang diberikan dari bidan dan rumah sakit setelah mandi. Bahkan hingga kini dirinya juga masih sempat merasakan sesak napas dan kesulitan bernapas secara normal.
“Luka dibersihkan setiap hari, pakai kayak cairan obat infus itu,” tuturnya.
Luka yang masih belum sembuh juga membuat Mario tak bisa sekolah dengan nyaman. Ia kerap kali izin untuk melakukan perawatan luka dan saat luka di kaki kanannya kambuh. Padahal ia merupakan siswa kelas XII yang tahun depan bakal mengikuti asesmen kelulusan.
“Sering nggak masuk izin, dua hari sekali kontrol ke sini ke sini. Belum lagi sampai saat ini masih sulit tidur kalau malam, selalu terbayang – bayang, baru bisa tidur itu jam pagi,” jelasnya.
Kini ia berharap tragedi Kanjuruhan Malang bisa diusut setuntas – tuntasnya. Apalagi ini sudah sebulan baru enam tersangka yang dinyatakan bersalah oleh penyidik kepolisian Polda Jawa Timur.
(nic)