Gelombang Laut Tinggi, Pasokan Ikan di Natuna Menurun
loading...
A
A
A
NATUNA - Cuaca ekstrem yang memicu terjadinya gelombang laut tinggi, berdampa besar terhadap pasokan ikan di sejumlah pasar di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Penurunan pasokan ikan itu, salah satunya terjadi di Pasar Ranai.
Adanya penurunan pasokan ikan tersebut, diakui pedagang ikan di Pasar Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, Sukrianto. "Sudah sekitar satu minggu ini pasokan ikan di pasaran terus berkurang," katanya.
Pasar Ikan Ranai kini terlihat sepi pedagang, hanya beberapa pedagang yang masih terlihat menjual jenis ikan tertentu saja. "Yang lain tidak berjulalan karena tidak kebagian ikan untuk dijual. Sebab tangkapan nelayan berkurang akibat cuaca ekstrem," ungkap Sukrianto.
Menurunnya pasokan ikan tersebut, membuat harga ikan naik. Kenaikan harga ikan ini, salah satunya terjadi pada jenis ikan karang. Biasanya ikan karang dijual Rp25 ribu per kg, kini menjadi Rp30 ribu per kg. "Sudah naik, ikannya bukan dari sini, dari kecamatan lain. Setiap tahun seperti ini, sudah biasa," ungkapnya.
Salah satu nelayan Pering, Fredy menyebut, saat ini nelayan belum berani melaut karena gelombang laut tinggi mencapai empat meter disertai hujan petir dan angin kencang. "Ini ramai (nelayan pering) di pelabuhan nelayan lagi ngumpul, tidak melaut," jelasnya.
Adanya penurunan pasokan ikan tersebut, diakui pedagang ikan di Pasar Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, Sukrianto. "Sudah sekitar satu minggu ini pasokan ikan di pasaran terus berkurang," katanya.
Pasar Ikan Ranai kini terlihat sepi pedagang, hanya beberapa pedagang yang masih terlihat menjual jenis ikan tertentu saja. "Yang lain tidak berjulalan karena tidak kebagian ikan untuk dijual. Sebab tangkapan nelayan berkurang akibat cuaca ekstrem," ungkap Sukrianto.
Menurunnya pasokan ikan tersebut, membuat harga ikan naik. Kenaikan harga ikan ini, salah satunya terjadi pada jenis ikan karang. Biasanya ikan karang dijual Rp25 ribu per kg, kini menjadi Rp30 ribu per kg. "Sudah naik, ikannya bukan dari sini, dari kecamatan lain. Setiap tahun seperti ini, sudah biasa," ungkapnya.
Salah satu nelayan Pering, Fredy menyebut, saat ini nelayan belum berani melaut karena gelombang laut tinggi mencapai empat meter disertai hujan petir dan angin kencang. "Ini ramai (nelayan pering) di pelabuhan nelayan lagi ngumpul, tidak melaut," jelasnya.
(eyt)