Dalih Dinas SDA saat Jakarta Dikepung Banjir: Infrastruktur Pengendali Banjir Hanya untuk Hujan 150 Mm/Hari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta tak kuasa ketika curah hujan mencapai 368 Mm/hari kemudian menyebabkan banjir mengepung Jakarta. Banjir akibat cuaca ekstrem ini seperti terjadi pada Selasa (28/1/2025) lalu.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (Sekdis SDA) Jakarta Hendri berdalih infrastruktur pengendalian banjir di Jakarta hanya mampu maksimal 150 Mm/hari.
"Pada 28 Januari 2024, intensitas hujan di Jakarta mencapai 368 Mm/hari mendekati rekor tertinggi pada 1 Januari 2020 yang mencapai 377 Mm/hari," ujar Hendri, Minggu (2/2/2025).
"Sementara, infrastruktur pengendali banjir di Jakarta dirancang untuk menampung curah hujan maksimal 150 Mm/hari. Ketika hujan turun dengan intensitas ekstrem (melebihi 150 Mm/hari), sistem drainase tidak mampu menampung volume air sebesar itu, sehingga banjir terjadi dan air lama surut," tambahnya.
Menurut Hendri, pihaknya bersama instansi terkait lainnya telah mengoperasikan pompa mobile dan apung untuk mempercepat proses surutnya banjir.
"Untuk mengatasi ini, Dinas SDA bersama instansi terkait telah mengerahkan satuan tugas (satgas) ke titik-titik terdampak. Mereka mengoperasikan pompa mobile dan pompa apung untuk mempercepat surutnya genangan sekaligus membersihkan drainase agar air dapat mengalir lebih lancar," ujarnya.
Sekadar informasi, banjir Jakarta baru surut setelah beberapa hari merendam rumah warga terutama di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara pada Jumat (31/1/2025).
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (Sekdis SDA) Jakarta Hendri berdalih infrastruktur pengendalian banjir di Jakarta hanya mampu maksimal 150 Mm/hari.
"Pada 28 Januari 2024, intensitas hujan di Jakarta mencapai 368 Mm/hari mendekati rekor tertinggi pada 1 Januari 2020 yang mencapai 377 Mm/hari," ujar Hendri, Minggu (2/2/2025).
"Sementara, infrastruktur pengendali banjir di Jakarta dirancang untuk menampung curah hujan maksimal 150 Mm/hari. Ketika hujan turun dengan intensitas ekstrem (melebihi 150 Mm/hari), sistem drainase tidak mampu menampung volume air sebesar itu, sehingga banjir terjadi dan air lama surut," tambahnya.
Menurut Hendri, pihaknya bersama instansi terkait lainnya telah mengoperasikan pompa mobile dan apung untuk mempercepat proses surutnya banjir.
"Untuk mengatasi ini, Dinas SDA bersama instansi terkait telah mengerahkan satuan tugas (satgas) ke titik-titik terdampak. Mereka mengoperasikan pompa mobile dan pompa apung untuk mempercepat surutnya genangan sekaligus membersihkan drainase agar air dapat mengalir lebih lancar," ujarnya.
Sekadar informasi, banjir Jakarta baru surut setelah beberapa hari merendam rumah warga terutama di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara pada Jumat (31/1/2025).
(jon)