Misteri Kerajaan Kanjuruhan, Tertua di Jatim dan Berlokasi di Malang
loading...
A
A
A
Usai Raja Gajayana meninggal, Kerajaan Kanjuruhan kemudian dipimpin oleh Pangeran Jananiya. Pangeran Jananiya sendiri merupakan menantu dari Raja Gajayana, ia menikah dengan satu-satunya anak dari Raja Gajayana bernama Uttejana. Kedua pasang suami istri ini memimpin kerajaan dengan penuh kebijaksanaannya.
Kemunduran Kerajaan Kanjuruhan terjadi setelah tahun 847 Masehi, di mana Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah mengembangkan kekuasaannya. Perluasan kekuasaan Kerajaan Mataram ini, di bawah perintah Sri Maharaja Rakai Pikatan Dyah Saladu.
Kerajaan Mataram Kuno kemudian kian meluaskan kekuasaannya hingga Jawa Timur, termasuk di wilayah yang dulunya menjadi kekuasaan Kerajaan Kanjuruhan, hilang hingga akhirnya dikuasai Kerajaan Mataram Kuno. Dari sanalah akhirnya Kerajaan Kanjuruhan hanya menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Kini.
Pegiat Sejarah Museum Reenactor Eko Irawan mengakui bila nama Kerajaan Kanjuruhan dari catatan sejarah di Jawa Timur, masih menjadi salah satu kerajaan tertua yang teridentifikasi hingga kini. "Jadi Kanjuruhan ini kerajaan tertua di Jawa Timur, seumuran dengan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat yang berdiri abad 7-8 masehi," katanya.
Nama Kerajaan Kanjuruhan dengan Raja Gajayana ini, menjadi inspirasi dan diabadikan untuk dua nama stadion kebanggaan di Malang Raya. Stadion Gajayana yang menjadi stadion tertua di Indonesia, diambil dari nama Raja Gajayana. Sedangkan Stadion Kanjuruhan yang berada di Kepanjen, Kabupaten Malang, mengambil nama dari Kerajaan Kanjuruhan.
"Situs Kanjuruhan merupakan yang tertua di Jawa Timur. Peradaban Malang sudah ada sejak 760 Masehi. Peradabannya maju sejak dahulu, mungkin itu kebanggaan juga," papar Eko Irawan.
Kini meski Kerajaan Kanjuruhan telah musnah, namun jejak-jejak sejarah kejayaan Kerajaan Kanjuruhan ini masih dapat ditemui di Malang Raya. Terbesar tentu Candi Badut yang terletak di daerah Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Kemunduran Kerajaan Kanjuruhan terjadi setelah tahun 847 Masehi, di mana Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah mengembangkan kekuasaannya. Perluasan kekuasaan Kerajaan Mataram ini, di bawah perintah Sri Maharaja Rakai Pikatan Dyah Saladu.
Kerajaan Mataram Kuno kemudian kian meluaskan kekuasaannya hingga Jawa Timur, termasuk di wilayah yang dulunya menjadi kekuasaan Kerajaan Kanjuruhan, hilang hingga akhirnya dikuasai Kerajaan Mataram Kuno. Dari sanalah akhirnya Kerajaan Kanjuruhan hanya menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Kini.
Pegiat Sejarah Museum Reenactor Eko Irawan mengakui bila nama Kerajaan Kanjuruhan dari catatan sejarah di Jawa Timur, masih menjadi salah satu kerajaan tertua yang teridentifikasi hingga kini. "Jadi Kanjuruhan ini kerajaan tertua di Jawa Timur, seumuran dengan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat yang berdiri abad 7-8 masehi," katanya.
Nama Kerajaan Kanjuruhan dengan Raja Gajayana ini, menjadi inspirasi dan diabadikan untuk dua nama stadion kebanggaan di Malang Raya. Stadion Gajayana yang menjadi stadion tertua di Indonesia, diambil dari nama Raja Gajayana. Sedangkan Stadion Kanjuruhan yang berada di Kepanjen, Kabupaten Malang, mengambil nama dari Kerajaan Kanjuruhan.
"Situs Kanjuruhan merupakan yang tertua di Jawa Timur. Peradaban Malang sudah ada sejak 760 Masehi. Peradabannya maju sejak dahulu, mungkin itu kebanggaan juga," papar Eko Irawan.
Kini meski Kerajaan Kanjuruhan telah musnah, namun jejak-jejak sejarah kejayaan Kerajaan Kanjuruhan ini masih dapat ditemui di Malang Raya. Terbesar tentu Candi Badut yang terletak di daerah Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
(eyt)