Kisah di Balik Pencopotan Patih Raganata Digantikan Arema oleh Raja Kertanegara
loading...

Candi Jago merupakan salah satu candi peninggalan Kerajaan Singasari. Candi ini terletak Desa Jago, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Foto/Kebudayaan Kemdikbud
A
A
A
JAKARTA - Raganata dan Arema menjadi dua dari sekian pejabat di zaman Kerajaan Singasari saat Kertanegara bertakhta. Di masa Kertanegara pula itulah kekuasaan Singasari mulai diperluas hingga ke luar negeri.
Sosok Raganata dikenal sebagai patih yang cakap dan bijaksana. Tapi pada Piagam Panataran nama Raganata tidak terdapat di antara nama pembesar yang menghadap Prabu Kertanegara. Ketiga mahamenterinya adalah Rakryan Mantri Hino, Rakryan Mantri Sirikan, dan Rakryan Mantri Halu, patihnya konon bernama Arema.
Pada Panji Wijayakrama, patih yang menggantikan Raganata bernama Mahisa Anengah, didampingi oleh Apanji Angragani. Demikianlah kiranya Kebo Arema itu sama dengan Mahisa Anengah.
Pemecatan Mpu Raganata terjadi sebelum tahun Saka 1191 atau Masehi 1269. Dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia", waktu itu baru saja Wisnuwardhana wafat. Ada dugaan pemecatan patih Raganata ada kaitannya dengan perpindahan kekuasaan dari Wisnuwardhana ke tangan Kertanegara.
Kidung Panji Wijayakrama menguraikan bahwa pemecatan itu disebabkan selisih paham antara Prabu Kertanegara dan Patih Raganata. Selisih paham itu dinyatakan dengan istilah keberatan. Mungkin yang dimaksud Raganata keberatan karena kebijakan perubahan politik yang dijalankan Raja Kertanegara.
Raganata berpendapat keamanan negara lebih penting dan diutamakan. Setelah itu pendapat Raganata terbukti benar sebuah pemberontakan bersenjata belum berhenti dan mengejutkan Kertanegara.
Pemberontakan yang dikenal sebagai Kalana Bhayangkara itu dapat dipadamkan. Pemberontakan terjadi pada tahun Saka 1192 atau tahun Masehi 1270, dua tahun sepeninggal Wisnuwardhana.
Sosok Raganata dikenal sebagai patih yang cakap dan bijaksana. Tapi pada Piagam Panataran nama Raganata tidak terdapat di antara nama pembesar yang menghadap Prabu Kertanegara. Ketiga mahamenterinya adalah Rakryan Mantri Hino, Rakryan Mantri Sirikan, dan Rakryan Mantri Halu, patihnya konon bernama Arema.
Pada Panji Wijayakrama, patih yang menggantikan Raganata bernama Mahisa Anengah, didampingi oleh Apanji Angragani. Demikianlah kiranya Kebo Arema itu sama dengan Mahisa Anengah.
Pemecatan Mpu Raganata terjadi sebelum tahun Saka 1191 atau Masehi 1269. Dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia", waktu itu baru saja Wisnuwardhana wafat. Ada dugaan pemecatan patih Raganata ada kaitannya dengan perpindahan kekuasaan dari Wisnuwardhana ke tangan Kertanegara.
Kidung Panji Wijayakrama menguraikan bahwa pemecatan itu disebabkan selisih paham antara Prabu Kertanegara dan Patih Raganata. Selisih paham itu dinyatakan dengan istilah keberatan. Mungkin yang dimaksud Raganata keberatan karena kebijakan perubahan politik yang dijalankan Raja Kertanegara.
Raganata berpendapat keamanan negara lebih penting dan diutamakan. Setelah itu pendapat Raganata terbukti benar sebuah pemberontakan bersenjata belum berhenti dan mengejutkan Kertanegara.
Pemberontakan yang dikenal sebagai Kalana Bhayangkara itu dapat dipadamkan. Pemberontakan terjadi pada tahun Saka 1192 atau tahun Masehi 1270, dua tahun sepeninggal Wisnuwardhana.
(abd)