AKB Dimulai, Warga Jabar Tertekan Inflasi 0,32%
loading...
A
A
A
BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat inflasi Juni 2020 sebesar 0,32%, bertepatan dimulainya adaptasi kebiasan baru (AKB). Inflasi Juni tercatat naik signifikan, setelah Jawa Barat mengalami deflasi 0,11% pada bulan sebelumnya, Mei.
"Inflasi Jabar pada Juni 2020 sebesar 0,32% ini lebih tinggi dari angka inflasi nasional sebesar 0,18%. Sehingga inflasi tahunan Jabar menjadi 2,75%," kata Kepala BPS Jabar Dody Herlando, Rabu (1/7/2020).
(Baca juga: Peringatan Hari Bhayangkara, Gubernur Jawa Barat Sampaikan Ini )
Menurut dia, inflasi hampir terjadi di tujuh kota di Jabar yang dipantau BPS Jabar. Namun, tiga kota tercatat mengalami inflasi cukup tinggi. Yaitu Kota Bandung 0,41%, Cirebon 0,45%, dan Bekasi 0,48%.
"Inflasi dipicu oleh naiknya harga beberapa komoditas bahan makanan dan minuman. Disusul kenaikan tarif transportasi karena ada pembatasan muatan, akibat ketentuan PSBB," kata Dody.
Beberapa komoditas yang tercatat menyebabkan inflasi adalah harga daging ayam ras, telur ayam ras, harga mobil, dan kenaikan tarif angkutan online. Kenaikan harga mobil khusus terjadi di Bekasi. Sedangkan tarif angkutan online, sudah terjadi di Bandung, akibat PSBB.
"Tarif transportasi naik karena masih ada PSBB, sehingga ada pengurangan kapasitas penumpang, misalnya menjadi 50%. Ini oleh mereka dikompensasikan ke tarif," katanya.
(baca juga: Kang Emil: Polda Jabar Mampu Amankan Pilkada di 8 Daerah )
Kendati begitu, ada beberapa komoditas yang tercatat stabil atau mengalami penurunan. Misalnya cabe rawit, beras, bawang putih, cabe merah. Komoditas itu tercatat mengalami penurunan harga, sehingga bisa menekan angka inflasi.
"Beras harganya turun karena panen sudah mulai jalan, sehingga beras melimpah. Sedangkan bawang putih juga suplainya bagus karena ada suplai dari impor, sehingga harga terkendali," imbuh Dody.
"Inflasi Jabar pada Juni 2020 sebesar 0,32% ini lebih tinggi dari angka inflasi nasional sebesar 0,18%. Sehingga inflasi tahunan Jabar menjadi 2,75%," kata Kepala BPS Jabar Dody Herlando, Rabu (1/7/2020).
(Baca juga: Peringatan Hari Bhayangkara, Gubernur Jawa Barat Sampaikan Ini )
Menurut dia, inflasi hampir terjadi di tujuh kota di Jabar yang dipantau BPS Jabar. Namun, tiga kota tercatat mengalami inflasi cukup tinggi. Yaitu Kota Bandung 0,41%, Cirebon 0,45%, dan Bekasi 0,48%.
"Inflasi dipicu oleh naiknya harga beberapa komoditas bahan makanan dan minuman. Disusul kenaikan tarif transportasi karena ada pembatasan muatan, akibat ketentuan PSBB," kata Dody.
Beberapa komoditas yang tercatat menyebabkan inflasi adalah harga daging ayam ras, telur ayam ras, harga mobil, dan kenaikan tarif angkutan online. Kenaikan harga mobil khusus terjadi di Bekasi. Sedangkan tarif angkutan online, sudah terjadi di Bandung, akibat PSBB.
"Tarif transportasi naik karena masih ada PSBB, sehingga ada pengurangan kapasitas penumpang, misalnya menjadi 50%. Ini oleh mereka dikompensasikan ke tarif," katanya.
(baca juga: Kang Emil: Polda Jabar Mampu Amankan Pilkada di 8 Daerah )
Kendati begitu, ada beberapa komoditas yang tercatat stabil atau mengalami penurunan. Misalnya cabe rawit, beras, bawang putih, cabe merah. Komoditas itu tercatat mengalami penurunan harga, sehingga bisa menekan angka inflasi.
"Beras harganya turun karena panen sudah mulai jalan, sehingga beras melimpah. Sedangkan bawang putih juga suplainya bagus karena ada suplai dari impor, sehingga harga terkendali," imbuh Dody.
(msd)