Inflasi Jabar 4,94 Persen, Tertinggi Sejak 3 Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kondisi geopolitik dan ancaman krisis pangan dunia terus berdampak terhadap ekonomi Jawa Barat. Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, inflasi Jabar periode Juli 2022 mencapai 4,94 persen yer on year (yoy).
Kepala BPS Jabar Marsudijono mengatakan, inflasi Jawa Barat periode Juli tercatat sebesar 0,62 persen. Angka ini disebabkan naiknya indeks harga konsumen (IHK) dari 112, 27 pada Juni menjadi 112, 97 persen per Juli 2022. Baca juga: Isu Pangan Jadi Sorotan, Bagaimana Insan BUMN Jaga Reputasi Perusahaan?
"Sehingga inflasi dari tahun ke tahun di Jawa Barat telah mencapai 4,94 persen. Ini mengalami kenaikan cukup signifikan. Begitupun inflasi Januari-Juli yang tembus 4,07 persen" kata dia, Senin (1/8/2022).
Tingginya inflasi tahunan Jawa Barat, kata dia, mestinya menjadi perhatian bersama. Karena jika dibandingkan dengan target inflasi tahun ini sebesar 3 persen-+1, maka telah melampaui target.
"Bahkan inflasi Juli ini tertinggi sepanjang tiga tahun terakhir. Ini perlu diwaspadai. Bagaimana agar harga bisa stabil. Apalagi, biasanya setelah lebaran inflasi cenderung turun. Tapi ini naik, " kata dia.
Beberapa komoditi yang menyebabkan naiknya inflasi adalah kenaikan tarif listrik dan LPG. Listrik air dan rumah tangga mendorong inflasi hingga 5,3 persen. Bensin juga berkontribusi sebesar 0,24 persen.
Harga komoditi hortikultura juga masih tinggi, sehingga dorong inflasi di Jabar. Terlihat makanan, minuman, dan tembakau dorong inflasi hingga 10, 72 persen. Beberapa makanan yang sebabkan inflasi diantaranya cabai merah, bawang merah, cabai rawit, rokok dan lainnya. Pendidikan juga cukup tinggi sebesar 3 persen.
"Tapi ada beberapa komoditi yang mengalami deflasi yaitu daging sapi, ayam ras, minyak goreng, telur ayam ras, dan lainnya. Minyak goreng juga harganya turun cukup signifikan, " jelas dia.
Kepala BPS Jabar Marsudijono mengatakan, inflasi Jawa Barat periode Juli tercatat sebesar 0,62 persen. Angka ini disebabkan naiknya indeks harga konsumen (IHK) dari 112, 27 pada Juni menjadi 112, 97 persen per Juli 2022. Baca juga: Isu Pangan Jadi Sorotan, Bagaimana Insan BUMN Jaga Reputasi Perusahaan?
"Sehingga inflasi dari tahun ke tahun di Jawa Barat telah mencapai 4,94 persen. Ini mengalami kenaikan cukup signifikan. Begitupun inflasi Januari-Juli yang tembus 4,07 persen" kata dia, Senin (1/8/2022).
Tingginya inflasi tahunan Jawa Barat, kata dia, mestinya menjadi perhatian bersama. Karena jika dibandingkan dengan target inflasi tahun ini sebesar 3 persen-+1, maka telah melampaui target.
"Bahkan inflasi Juli ini tertinggi sepanjang tiga tahun terakhir. Ini perlu diwaspadai. Bagaimana agar harga bisa stabil. Apalagi, biasanya setelah lebaran inflasi cenderung turun. Tapi ini naik, " kata dia.
Beberapa komoditi yang menyebabkan naiknya inflasi adalah kenaikan tarif listrik dan LPG. Listrik air dan rumah tangga mendorong inflasi hingga 5,3 persen. Bensin juga berkontribusi sebesar 0,24 persen.
Harga komoditi hortikultura juga masih tinggi, sehingga dorong inflasi di Jabar. Terlihat makanan, minuman, dan tembakau dorong inflasi hingga 10, 72 persen. Beberapa makanan yang sebabkan inflasi diantaranya cabai merah, bawang merah, cabai rawit, rokok dan lainnya. Pendidikan juga cukup tinggi sebesar 3 persen.
"Tapi ada beberapa komoditi yang mengalami deflasi yaitu daging sapi, ayam ras, minyak goreng, telur ayam ras, dan lainnya. Minyak goreng juga harganya turun cukup signifikan, " jelas dia.
(don)