Alumni Talk FEB Unisma: Kampus Merdeka Bangun Budaya Ilmiah Baru
loading...
A
A
A
Untuk itu, menurutnya FEB Unisma menggandeng dan mengajak alumni untuk bersinergi dalam implementasi program "Kampus Merdeka" dengan memandang pada tiga peran strategis alumni bagi perguruan tinggi.
(Baca juga: Dari Ketinggian 6000 Kaki, Prajurit Marinir Menyerbu Situbondo )
Sementara itu Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unisma, M. Nuruddin mengatakan, kebijakan "Kampus Merdeka" itu merupakan subtansi kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadim Makarim untuk mengurangi hambatan kekakuan formalitas konstruksi pendidikan tinggi.
Dalam empat isu strategis "Kampus Merdeka" atau merdeka belajar itu, menurut pria yang akrab disapa Gus Din ini, antara lain memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih satuan kegiatan semester.
"Hal ini akan mempercepat proses di dalam pendidikan tinggi, dengan memberikan pilihan-pilihan atau hak kepada mahasiswa atas delapan program yang ditawarkan dalam 'Kampus Merdeka'. Sehingga pasca menjalankan tiga semester yang merupakan kebebasan belajar tersebut, mahasiswa sudah siap menghadapi tantangan dunia kerja yang sebenarnya," ungkapnya.
Strategi ini, lanjutnya, untuk memastikan output perguruan tinggi di Indonesia, tidak tertinggal dengan kualitas sumber daya manusia dalam peradaban dunia. Dimana Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, masuk di atas urutan 100 di dunia. Artinya sumber daya manusia Indonesia masih perlu ditingkatkan.
Perguruan tinggi di Indonesia, menurutnya memiliki peluang yang sama dengan perguruan tinggi negara lain dalam menciptakan sumber daya manusia unggul. "Alumni harus mampu menciptakan lingkungan yang mendukung pencapaian Unisma sebagai World Class University sesuai visi dan misinya," tegasnya.
Perwakilan IKA FEB Unisma, Sugeng Widiarto juga memberikan masukan, bahwa dalam implementasi program "Kampus Merdeka" bagi FEB Unisma yang menurutnya sudah banyak melakukan gebrakan-gebrakan dalam meningkatkan mutu perguruan tinggi.
"Harus tetap menjaga dan adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi dalam pendidikan tinggi. Disinilah alumni berperan sebagai mitra perguruan tinggi yang harus dilibatkan dalam perencanaan, penyusunan kurikulum, menentukan dan menyusun standar penjaminan mutu, implementasi serta evaluasinya. Di samping itu alumni juga berperan sebagai jejaring dan agen dalam menawarkan lulusan," pungkasnya.
(Baca juga: Dari Ketinggian 6000 Kaki, Prajurit Marinir Menyerbu Situbondo )
Sementara itu Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unisma, M. Nuruddin mengatakan, kebijakan "Kampus Merdeka" itu merupakan subtansi kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadim Makarim untuk mengurangi hambatan kekakuan formalitas konstruksi pendidikan tinggi.
Dalam empat isu strategis "Kampus Merdeka" atau merdeka belajar itu, menurut pria yang akrab disapa Gus Din ini, antara lain memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih satuan kegiatan semester.
"Hal ini akan mempercepat proses di dalam pendidikan tinggi, dengan memberikan pilihan-pilihan atau hak kepada mahasiswa atas delapan program yang ditawarkan dalam 'Kampus Merdeka'. Sehingga pasca menjalankan tiga semester yang merupakan kebebasan belajar tersebut, mahasiswa sudah siap menghadapi tantangan dunia kerja yang sebenarnya," ungkapnya.
Strategi ini, lanjutnya, untuk memastikan output perguruan tinggi di Indonesia, tidak tertinggal dengan kualitas sumber daya manusia dalam peradaban dunia. Dimana Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, masuk di atas urutan 100 di dunia. Artinya sumber daya manusia Indonesia masih perlu ditingkatkan.
Perguruan tinggi di Indonesia, menurutnya memiliki peluang yang sama dengan perguruan tinggi negara lain dalam menciptakan sumber daya manusia unggul. "Alumni harus mampu menciptakan lingkungan yang mendukung pencapaian Unisma sebagai World Class University sesuai visi dan misinya," tegasnya.
Perwakilan IKA FEB Unisma, Sugeng Widiarto juga memberikan masukan, bahwa dalam implementasi program "Kampus Merdeka" bagi FEB Unisma yang menurutnya sudah banyak melakukan gebrakan-gebrakan dalam meningkatkan mutu perguruan tinggi.
"Harus tetap menjaga dan adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi dalam pendidikan tinggi. Disinilah alumni berperan sebagai mitra perguruan tinggi yang harus dilibatkan dalam perencanaan, penyusunan kurikulum, menentukan dan menyusun standar penjaminan mutu, implementasi serta evaluasinya. Di samping itu alumni juga berperan sebagai jejaring dan agen dalam menawarkan lulusan," pungkasnya.
(eyt)