Kisah Asmara Jayarana dan Layonsari dari Bali, Cinta Abadi Dibawa Mati

Selasa, 26 April 2022 - 06:47 WIB
loading...
A A A
Baca juga: Foto Alex Noerdin Pakai Kolor dan Telanjang Dada di Rutan Beredar Luas, Ini Tanggapan Kuasa Hukum

Setelah berbagai saran dan pertimbangan, raja mengeluarkan titah agar Jayaprana pergi ke Teluk Terima untuk menyelidiki perahu yang hancur karena perompak. Melalui titah raja tersebut, walaupun baru 7 hari bulan madu, Jayaprana tidak bisa menolak, walaupun tidak disetujui istrinya, karena dia sangat mencintai suami, apalagi ada pirasat buruk hadir dalam mimpi sang istri.

Akhirnya istrinya hanya bisa pasrah dan berdoa agar suaminya selamat menuanikan tugas raja tersebut. Dalam perjalanan dengan rombongan Jayaprana sering mendapat pirasat buruk dan tahu kalau dirinya akan dibinasakan.

Setelah tiba di hutan Teluk Terima, patih Saunggaling menyerahkan sepucuk surat, yang isinya dia harus dibunuh dan istrinya menjadi milik raja. Membaca surat tersebut Jayaprana menangis tersedu-sedu sambil memohon, namun dia sadar karena ini adalah perintah raja dia tidak bisa menolak, apalagi merasa dirawat dan dibesarkan raja, seraya mengucurkan air mata mempersilahkan I Saunggaling untuk membunuhnya.

Dengan sedihnya I Saunggaling menancapkan keris tersebut, darah menyembur dibarengi semerbak bau harum, serta ciri-ciri aneh di angkasa dan bumi, seperti angin topan dan gempa bumi. Setelah mayat Jayaprana dikubur dan diyakini makam tersebut bisa kita temukan sampai sekarang di hutan Celuk Terima.

Rombongan kembali pulang dengan perasaan sedih, diperjalanan banyak rombongan yang meninggal karena digigit ular dan diterkam harimau. Kabar meninggalnya Jayaprana, sampai ditelinga istrinya Ni Layonsari, betapa sedih dan hancur perasaannya.

Karena tidak tahan lagi dan merasa tidak ada gunanya hidup di dunia tanpa suami yang dicintai, akhirnya Layonsari pun menghunus keris, menghujamkan kedadanya, dia meninggal untuk mesatya mengikuti suaminya akhirat. Mengetahui Layonsari meninggal. Merasa ditinggal yang tercinta Layonsari, raja merasa sedih dan akhirnya bunuh diri juga.

Makam Jayaprana dan Layonsari
Dengan adanya kisah legendaris tersebut dan adanya bukti makam di tengah hutan Teluk Terima, tempat ini menjadi tempat wisata ziarah bagi umat Hindu. Wafatnya abdi setia karean tipu muslihat dan diperdayai oleh rajanya sendiri, menjadi kisah menarik dan dikemas dalam paket teater drama dan juga sendratari, sangat dikenal karena kisahnya yang merakyat.

Bangunan kuburan dibuat seperti tempat pemujaan, disamping makam ada patung Jayaprana dan Layonsari, dengan wantilan yang cukup luas, pemandangan juga sangat indah menghadirkan panorama laut. Tempat ini menjadi tujuan acara Tita Yatra oleh umat Hindu, lokasinya berdekatan dan berada dalam satu jalur perjalanan seperti Rambutsiwi, Jayaprana, Pemuteran, Pulaki dan Melanting.

Kalau punya waktu lebih bisa menyebrang ke pulau Menjangan yang menjadi wilayah wisata Taman Nasional Bali Barat. Berkunjung ke makam Jayaprana, anda bisa mengenang bagaimana kesetiaan seorang istri seperti Layonsari, rela mesatya dan ikut mati bersama karena cinta, sebuah kesetiaan yang luar biasa.

Namun juga ada mitos yang berkembang sampai sekarang, pasangan pengantinn pantang untuk melewati sepanjang jalan di depan makam Jayaprana ini, atau kalau harus melewati tempat ini pasangan tersebut diusahakan berada pada mobil yang berbeda, agar mereka tidak merasa iri, karena pasangan mereka tidak dipersatukan di dunia, seperti pasangan pengantin yang melintasi kawasan tersebut.(diolah berbagai sumber)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2271 seconds (0.1#10.140)