Gubernur Masih Kaji Skenario Sekolah Tatap Muka Bersama Tim Ahli

Rabu, 17 Juni 2020 - 09:00 WIB
loading...
Gubernur Masih Kaji Skenario Sekolah Tatap Muka Bersama Tim Ahli
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah. Foto : SINDOnews/Doc
A A A
MAKASSAR - Sulawesi Selatan (Sulsel) masih akan mempertimbangkan rencana pembukaan sekolah. Proses belajar mengajar secara tatap muka di masa pandemi COVID-19 tidak bisa sertamerta diterapkan.

Meski telah mendapat panduan penyelenggaraan pembelajaran tahun ajaran dan tahun akademik baru di masa Pandemi COVID-19 dari pemerintah pusat, Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah mengaku masih akan mengkaji kebijakan tersebut bersama tiap kepala daerah, dan tim Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, serta para tim ahli.

Baca : Belajar dari Rumah Masih Diterapkan, Orang Tua Siswa Tolak Bayar SPP

Menurut Dia, perkembangan kasus COVID-19 di Sulsel juga masih harus dievaluasi. Jika kerawanan COVID-19 berkurang makan akan dijadikan acuan dalam penerapan skenario pembukaan sekolah.

"Kita sudah bicara dengan beberapa bupati yang datang ke sini. Jadi tentu kita lakukan kajian dulu, kita akan bicara dengan teman-teman di tim gugus termasuk tim ahli epidemiologi supaya menetapkan daerah-daerah yang bisa dikategorikan zona hijau," jelas gubernur kepada SINDOnews.

Diketahui, pemerintah pusat telah menetapkan sekolah yang masuk zona hijau diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sementara yang berada di daerah berstatus zona kuning, oranye, dan merah diharuskan tetap melaksanakan pembelajaran dari rumah atau online.

"Karena kalau kita belum menetapkan (zona hijau, belum bisa, walaupun dia sudah nol (kasus COVID-19). Tapi kan kita harus lihat bagaimana kajian epidemologinya," sambung Nurdin.

Jila dari hasil kajian epidemiologi nantinya menunjukkan ada suatu daerah yang sudah tidak ada penularan atau terkendali, maka skenario pembelajaran tatap muka baru dipertimbangkan. Indikatornya miniminal angka reproduksi efektif COVID-19 (Rt) di daerah, memunjukkan angka dibawah 1.

"Nah, kalau kajian epidemiologinya betul-betul di situ sudah tidak ada penularan dan dia rate-nya sudah jauh di bawah satu, maka kita akan coba menyusun kembali skenario tatap mukanya. Apakah sekaligus semuanya ataukah terbagi bertahap 50:50," urai dia.

Sebelumnya Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pusat telah mengumumkan daerah-daerah yang berada di zona hijau dan zona kuning per tanggal 7 Juni 2020. Kendati demikian, data ini masih dinamis, bisa berubah tergantung evaluasi perkembangan kasus tiap daerah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1210 seconds (0.1#10.140)