Waspada Kemunculan Klaster Baru COVID-19 di Sulsel

Kamis, 11 Juni 2020 - 07:05 WIB
loading...
A A A
"Kalau ada kontak seperti kemarin kita bisa lihat videonya, beberapa orang yang bahkan asa langsung memeluk mayat itu, saya kira itu bisa jadi klaster baru. Jadi memang kemarin ini tim gerak cepat Kota Makasar langsung lakukan tracing contact kepada mereka-mereka yang kontak langsung. Itu bisa jadi klaster tersendiri itu," pungkas dia.

Baca Juga : Kasus Baru COVID-19 di Sulsel Meningkat Tajam, Ledakannya Bisa Mengejutkan

Sementara Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Luwu Timur (Lutim), Masdin melaporkan, jumlah pasien terkonfirmasi positif tercatat 399 orang. Dimana 157 diantaranya dinyatakan sembuh, sementara angka kematian nol kasus.

Meski tidak menyebutkan rinciannya, dari total pasien positif di Lutim sebagian besar diantaranya dari tenaga kesehatan maupun pekerja industri di PT Vale. Dia mengaku, peningkatan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 selama ini merupakan hasil testing dan tracing contact massif yang dilakukan.

"Sampai hari ini, kami lakukan rapid tes sebanyak 29.293 yang dilakukan. Jadi dengan kami lakukan rapid tes massal ini kami lakukan screening ini untuk menentukan peta sebaran penularan," papar Masdin.

Kepala Diskominfo Lutim inipun enggan berspekulasi soal klaster penyebaran COVID-19 di wilayahnya. "Saya tidak bisa menyebutkan klaster dari mana, tenaga kesehatan atau vale, karena inikan betul-betul tidak kelihatan (riwayat penularannya)," ujarnya.

Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Kota Makassar, Ismail Hajiali mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pendekatan ke warga untuk melakukan edukasi. Melalui para camat, lurah, hingga babinsa aktif turun ke tiap lokasi untuk meredam kejadian yang sempat terjadi, seperti penolakan rapid test

"Pihak keamanan juga sudah melakukan pemeriksaan-pemeriksaan ada apa ini. Walaupun info-info yang beredar katanya ada provokatori. Tapi ini masih proses. Kita tunggu saja dari pemeriksaan pihak kepolisian," ucap Ismail.

Apalagi Ismail mengaku, penolakan warga melakukan rapid test justru terjadi di daerah yang bukan menjadi sasaran Pemkot Makassar. Dalam artian, di luar dari wilayah episentrum
(sri)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1321 seconds (0.1#10.140)