Inflasi Rendah, Ekonomi Warga di Palembang Masih Belum Pulih Akibat Covid-19
loading...

Ekonomi warga Palembang belum pulih akibat Covid-19. Foto: Dede/SINDOnews
A
A
A
PALEMBANG - Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Selatan menyebutkan bahwa inflasi tahunan daerah tersebut masih rendah.
Hal tersebut menunjukkan jika permintaan masyarakat di masa pandemi Covid-19 belum pulih.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Hari Widodo mengatakan, bahwa sampai dengan November 2021, realisasi inflasi Provinsi Sumsel berdasarkan tahun kalender yakni sebesar 1,40% (ytd).
"Secara tahunan, inflasi Sumsel tercatat sebesar 1,98% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,75% (yoy)," ujar Hari Widodo, Selasa (21/12/2021).
Menurutnya, inflasi saat ini tergolong dalam kisaran rendah yang dipengaruhi oleh belum pulihnya permintaan sebagai dampak pandemi.
Upaya yang dilakukan oleh TPID dan pihak terkait lainnya dalam mengendalikan inflasi yakni dengan strategi 4K, yaitu Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi yang efektif.
"Inflasi provinsi Sumsel tahun 2021 diperkirakan berada pada rentang target yaitu 3,0±1% (yoy), didorong oleh pulihnya aktivitas masyarakat di tengah perluasan dan percepatan program vaksinasi, percepatan pembangunan infrastruktur, serta kenaikan harga komoditas global," jelasnya
Sementara itu, Sekretaris Daerah Sumsel, Supriono mengatakan, agar seluruh anggota TPID sedari awal harus mampu mengantisipasi berbagai risiko kenaikan harga menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
"Satgas Pangan agar terus memantau dan menindaklanjuti apabila terjadi potensi penimbunan oleh spekulan, termasuk juga Pertamina untuk menjaga kecukupan pasokan bahan bakar terutama gas LPG, sekaligus memastikan agar LPG bersubsidi hanya disalurkan kepada penduduk miskin dan usaha mikro," ucapnya.
Supriono menegaskan, bahwa Pemerintah Daerah akan senantiasa hadir dalam melayani masyarakat serta melaksanakan berbagai upaya pengendalian inflasi sesuai dengan strategi 4K.
"Jajaran pemerintah daerah siap dalam mengantisipasi peningkatan permintaan kebutuhan bahan pangan/bahan pokok penting selama Natal 2021 dan Tahun Baru 2022," jelas Supriono.
Begitu juga Perum Bulog Divre Sumsel Babel yang menyampaikan bahwa suplai komoditas pangan dan bahan pokok penting yang ada di wilayah Sumsel saat ini dalam kondisi aman, bahkan untuk beberapa komoditas seperti cabai merah dan telur ayam ras dalam kondisi surplus.
Perum Bulog Divre Sumsel Babel juga menyampaikan bahwa berbagai komoditas yang dikelola oleh Bulog seperti beras dan tepung terigu tersedia dalam jumlah yang cukup, bahkan untuk stok beras dapat memenuhi kebutuhan 5-6 bulan ke depan.
Selain itu, pasokan daging sapi yang relatif cukup dan diperkirakan dapat memenuhi permintaan masyarakat jelang HBKN, baik yang berasal dari pasokan intra wilayah Sumsel maupun dari luar wilayah Sumsel.
Hal tersebut menunjukkan jika permintaan masyarakat di masa pandemi Covid-19 belum pulih.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Hari Widodo mengatakan, bahwa sampai dengan November 2021, realisasi inflasi Provinsi Sumsel berdasarkan tahun kalender yakni sebesar 1,40% (ytd).
Baca Juga
"Secara tahunan, inflasi Sumsel tercatat sebesar 1,98% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,75% (yoy)," ujar Hari Widodo, Selasa (21/12/2021).
Menurutnya, inflasi saat ini tergolong dalam kisaran rendah yang dipengaruhi oleh belum pulihnya permintaan sebagai dampak pandemi.
Upaya yang dilakukan oleh TPID dan pihak terkait lainnya dalam mengendalikan inflasi yakni dengan strategi 4K, yaitu Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi yang efektif.
"Inflasi provinsi Sumsel tahun 2021 diperkirakan berada pada rentang target yaitu 3,0±1% (yoy), didorong oleh pulihnya aktivitas masyarakat di tengah perluasan dan percepatan program vaksinasi, percepatan pembangunan infrastruktur, serta kenaikan harga komoditas global," jelasnya
Sementara itu, Sekretaris Daerah Sumsel, Supriono mengatakan, agar seluruh anggota TPID sedari awal harus mampu mengantisipasi berbagai risiko kenaikan harga menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
"Satgas Pangan agar terus memantau dan menindaklanjuti apabila terjadi potensi penimbunan oleh spekulan, termasuk juga Pertamina untuk menjaga kecukupan pasokan bahan bakar terutama gas LPG, sekaligus memastikan agar LPG bersubsidi hanya disalurkan kepada penduduk miskin dan usaha mikro," ucapnya.
Supriono menegaskan, bahwa Pemerintah Daerah akan senantiasa hadir dalam melayani masyarakat serta melaksanakan berbagai upaya pengendalian inflasi sesuai dengan strategi 4K.
"Jajaran pemerintah daerah siap dalam mengantisipasi peningkatan permintaan kebutuhan bahan pangan/bahan pokok penting selama Natal 2021 dan Tahun Baru 2022," jelas Supriono.
Begitu juga Perum Bulog Divre Sumsel Babel yang menyampaikan bahwa suplai komoditas pangan dan bahan pokok penting yang ada di wilayah Sumsel saat ini dalam kondisi aman, bahkan untuk beberapa komoditas seperti cabai merah dan telur ayam ras dalam kondisi surplus.
Perum Bulog Divre Sumsel Babel juga menyampaikan bahwa berbagai komoditas yang dikelola oleh Bulog seperti beras dan tepung terigu tersedia dalam jumlah yang cukup, bahkan untuk stok beras dapat memenuhi kebutuhan 5-6 bulan ke depan.
Selain itu, pasokan daging sapi yang relatif cukup dan diperkirakan dapat memenuhi permintaan masyarakat jelang HBKN, baik yang berasal dari pasokan intra wilayah Sumsel maupun dari luar wilayah Sumsel.
(hsk)