Pandemi COVID-19, FEB Unisma Tetap Jaga Kualitas Penelitian
loading...
A
A
A
MALANG - Masa pandemi COVID-19 yang belum diketahui kapan berakhirnya, tidak menyurutkan niat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma), untuk meningkatkan kualitas penelitian.
(Baca juga: Asyik Nongkrong di Cafe, 12 Orang Reaktif Saat Rapid Test )
Sebagai lembaga akademik, tentunya kualitas penelitian sangat penting bagi FEB Unisma dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Upaya peningkatan kualitas itu dilakukan FEB Unisma dengan menggelar workshop Metodologi Penelitian Tugas Akhir bagi mahasiswa semester enam yang saat ini mengajukan topik penelitian skripsi.
Pembatasan kegiatan akibat pandemi COVID-19, tidak menyurutkan langkah FEB Unisma untuk tetap menggelar workshop ini. Workshop digelar secara virtual. "Pembatasan kegiatan akibat pandemi COVID-19, tidak mengurangi nilai pentingnya workshop untuk penelitian ini," tegas Dekan FEB Unisma, Nur Diana.
Dia mengatakan, sangat mengapresiasi kerja keras tim akademik FEB Unisma, yang telah mewujudkan workshop penelitian secara daring di tengah situasi pembatasan perkualiahan dan kegiatan tatap muka langsung. "Pandemi COVID-19 jangan dijadikan halangan untuk menghambat proses kelulusan mahasiswa," ujarnya.
Lebih lanjut, Nur Diana memaparkan, dalam penyusunan skripsi yang menjadi hal tersulit adalah bagaimana membangun isu dalam penelitian. Hampir 75% waktu peneliti tercurah untuk menyusun atau membuat isu penelitian. Setelah itu menentukan desain risetnya.
"Makanya kami sepakat jika saat ini program studi yang ada di FEB Unisma membuat langkah antisipasi, yakni dengan menyelenggarakan workshop dan sosialisasi sejak dini agar calon lulusan mempersiapkan dengan baik, serta menjaga kualitasnya," katanya.
(Baca juga: Pandemi COVID-19, Ini Kata Indra Sjafri Tentang Liga 1 2020 )
Dalam paparannya, Nur Diana juga memberikan materi tentang alur penelitian kuantitatif yang berdasar pada data faktual dan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar, sehingga mampu membuat kerangka teori untuk menjawab hipotesis yang sudah disintesakan.
Sementara, untuk metode penelitian kualitatif, menurutnya didasarkan pada proses berfikir secara induksi, yang pada prosesnya membutuhkan tenaga, serta usaha lebih bagi para peneliti.
(Baca juga: Asyik Nongkrong di Cafe, 12 Orang Reaktif Saat Rapid Test )
Sebagai lembaga akademik, tentunya kualitas penelitian sangat penting bagi FEB Unisma dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Upaya peningkatan kualitas itu dilakukan FEB Unisma dengan menggelar workshop Metodologi Penelitian Tugas Akhir bagi mahasiswa semester enam yang saat ini mengajukan topik penelitian skripsi.
Pembatasan kegiatan akibat pandemi COVID-19, tidak menyurutkan langkah FEB Unisma untuk tetap menggelar workshop ini. Workshop digelar secara virtual. "Pembatasan kegiatan akibat pandemi COVID-19, tidak mengurangi nilai pentingnya workshop untuk penelitian ini," tegas Dekan FEB Unisma, Nur Diana.
Dia mengatakan, sangat mengapresiasi kerja keras tim akademik FEB Unisma, yang telah mewujudkan workshop penelitian secara daring di tengah situasi pembatasan perkualiahan dan kegiatan tatap muka langsung. "Pandemi COVID-19 jangan dijadikan halangan untuk menghambat proses kelulusan mahasiswa," ujarnya.
Lebih lanjut, Nur Diana memaparkan, dalam penyusunan skripsi yang menjadi hal tersulit adalah bagaimana membangun isu dalam penelitian. Hampir 75% waktu peneliti tercurah untuk menyusun atau membuat isu penelitian. Setelah itu menentukan desain risetnya.
"Makanya kami sepakat jika saat ini program studi yang ada di FEB Unisma membuat langkah antisipasi, yakni dengan menyelenggarakan workshop dan sosialisasi sejak dini agar calon lulusan mempersiapkan dengan baik, serta menjaga kualitasnya," katanya.
(Baca juga: Pandemi COVID-19, Ini Kata Indra Sjafri Tentang Liga 1 2020 )
Dalam paparannya, Nur Diana juga memberikan materi tentang alur penelitian kuantitatif yang berdasar pada data faktual dan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar, sehingga mampu membuat kerangka teori untuk menjawab hipotesis yang sudah disintesakan.
Sementara, untuk metode penelitian kualitatif, menurutnya didasarkan pada proses berfikir secara induksi, yang pada prosesnya membutuhkan tenaga, serta usaha lebih bagi para peneliti.