10 Fakta Kematian Mahasiswa IPB Galang Edhi di Pulau Sempu Malang
loading...
A
A
A
MALANG - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) sempat hilang saat penelitian akhirnya ditemukan tewas. Korban diketahui bernama Galang Edhi Swasono (20) warga RT 3 RW 4 Desa Gunung Langit, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kematian mahasiswa IPB ini cukup mengejutkan apalagi saat itu ia tengah melakukan penelitian di Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang. Berikut fakta-fakta dibalik kematian Galang Edhi Swasono, yang dirangkum SINDOnews.
Galang Edhi Swasono sempat dinyatakan hilang kontak usai direncanakan mengambil beberapa sampel mengenai herpetofauna atau hewan melata seperti amfibi dan reptil. Galang, sedianya mengambil sampel di Telaga Lele, Rabu(27/12/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.
Kepala Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Purwanto mengungkapkan, seharusnya Galang kembali ke camp utama bersama rombongan lainnya pada pukul 11.00 WIB.
”Seharusnya Galang kembali ke rombongan, namun sampai pukul 11.30 WIB korban belum kembali ke timnya,” ucap Purwanto.
Kemudian tim memutuskan untuk melakukan pencarian. Namun hingga pukul 23.00 WIB Rabu malam (27/12/2023), belum ada tanda - tanda dari Galang Edhi Swasono. Bahkan aktivitas pencarian sepanjang Kamis ini dilaporkan juga belum membuahkan hasil.
Galang Edhi Swasono merupakan mahasiswa semester 5 jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB. Ia bersama rombongan tengah melakukan tugas penelitian mengenai ekosistem lingkungan di Cagar Alam Pulau Sempu.
”Ada tujuh objek penelitian yang dilaksanakan mahasiswa IPB di kawasan Pulau Sempu, di antaranya Fauna, Burung, Mangrove, Herpetofauna, dan Goa,” kata Purwanto, Kepala Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).
Di sisi lain, Fajar Rizki, rekan korban yang juga sesama mahasiswa IPB menuturkan, bila objek penelitian yang diambil oleh Galang yakni ular dan kadal yang menjadi bagian dari satwa herpetofauna.
Galang Edhi Swasono diketahui merupakan ketua tim ekspedisi rombongan penelitian dari IPB. Total ada 28 peserta mahasiswa semester 5 dan tiga orang mahasiswa dari kakak tingkat Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan.
”Yang datang 28 orang peserta dan 3 pendamping dari senior atau kakak tingkat, pesertanya dari jurusan yang sama semua, semua semester 5 IPB. Galang itu ketua tim ekspedisinya,” kata Fajar Rizki.
Hal ini juga dibenarkan ayah korban Isnaryo, yang Juag baru mengetahui anaknya merupakan ketua tim ekspedisi setelah mendapat kabar anaknya hilang pada Kamis (28/12/2023) kemarin.
Sosok Galang Edhi diungkap oleh ayahnya Isnaryo. Mahasiswa berusia 20 tahun ini terkenal dengan seseorang yang suka melakukan penelitian dan sering diajak penelitian oleh pihak kampusnya. Tak heran bila dalam ekspedisi di Cagar Alam Pulau Sempu, ia menjadi ketua tim.
”Memang anaknya sering ikut penelitian dari kampusnya, termasuk di Pulau Sempu Malang itu juga dia aktif penelitian sama kampus, akhirnya ikut sama teman-temannya,” ucap Isnaryo, laki-laki berusia 66 tahun ini.
Isnaryo, ayah korban mengungkapkan, bahwa anaknya terakhir kali berkomunikasi pada 25 Desember 2023 lalu. Saat itu Galang berkomunikasi dengan ibunya, yang memang intens memantau perkembangan Galang.
Kematian mahasiswa IPB ini cukup mengejutkan apalagi saat itu ia tengah melakukan penelitian di Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang. Berikut fakta-fakta dibalik kematian Galang Edhi Swasono, yang dirangkum SINDOnews.
1. Sempat Dinyatakan hilang
Galang Edhi Swasono sempat dinyatakan hilang kontak usai direncanakan mengambil beberapa sampel mengenai herpetofauna atau hewan melata seperti amfibi dan reptil. Galang, sedianya mengambil sampel di Telaga Lele, Rabu(27/12/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.
Kepala Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Purwanto mengungkapkan, seharusnya Galang kembali ke camp utama bersama rombongan lainnya pada pukul 11.00 WIB.
”Seharusnya Galang kembali ke rombongan, namun sampai pukul 11.30 WIB korban belum kembali ke timnya,” ucap Purwanto.
Kemudian tim memutuskan untuk melakukan pencarian. Namun hingga pukul 23.00 WIB Rabu malam (27/12/2023), belum ada tanda - tanda dari Galang Edhi Swasono. Bahkan aktivitas pencarian sepanjang Kamis ini dilaporkan juga belum membuahkan hasil.
2. Teliti Satwa dan ekosistem di Pulau Sempu
Galang Edhi Swasono merupakan mahasiswa semester 5 jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB. Ia bersama rombongan tengah melakukan tugas penelitian mengenai ekosistem lingkungan di Cagar Alam Pulau Sempu.
”Ada tujuh objek penelitian yang dilaksanakan mahasiswa IPB di kawasan Pulau Sempu, di antaranya Fauna, Burung, Mangrove, Herpetofauna, dan Goa,” kata Purwanto, Kepala Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).
Di sisi lain, Fajar Rizki, rekan korban yang juga sesama mahasiswa IPB menuturkan, bila objek penelitian yang diambil oleh Galang yakni ular dan kadal yang menjadi bagian dari satwa herpetofauna.
3. Korban Ketua Tim Ekspedisi Penelitian
Galang Edhi Swasono diketahui merupakan ketua tim ekspedisi rombongan penelitian dari IPB. Total ada 28 peserta mahasiswa semester 5 dan tiga orang mahasiswa dari kakak tingkat Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan.
”Yang datang 28 orang peserta dan 3 pendamping dari senior atau kakak tingkat, pesertanya dari jurusan yang sama semua, semua semester 5 IPB. Galang itu ketua tim ekspedisinya,” kata Fajar Rizki.
Hal ini juga dibenarkan ayah korban Isnaryo, yang Juag baru mengetahui anaknya merupakan ketua tim ekspedisi setelah mendapat kabar anaknya hilang pada Kamis (28/12/2023) kemarin.
4. Korban Terkenal Pintar, Smart, dan Kekinian
Sosok Galang Edhi diungkap oleh ayahnya Isnaryo. Mahasiswa berusia 20 tahun ini terkenal dengan seseorang yang suka melakukan penelitian dan sering diajak penelitian oleh pihak kampusnya. Tak heran bila dalam ekspedisi di Cagar Alam Pulau Sempu, ia menjadi ketua tim.
”Memang anaknya sering ikut penelitian dari kampusnya, termasuk di Pulau Sempu Malang itu juga dia aktif penelitian sama kampus, akhirnya ikut sama teman-temannya,” ucap Isnaryo, laki-laki berusia 66 tahun ini.
5. Minta didoakan dan sosok religius
Isnaryo, ayah korban mengungkapkan, bahwa anaknya terakhir kali berkomunikasi pada 25 Desember 2023 lalu. Saat itu Galang berkomunikasi dengan ibunya, yang memang intens memantau perkembangan Galang.