Tikaman Belati Ra Tanca pada Raja Majapahit Membuka Jalan Trah Kertanegara

Selasa, 26 Oktober 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Gajah Mada berhasil mengembalikan tahta Raja Jayanegara. Dalam waktu singkat ia berhasil menghancurkan Ra Kuti beserta para pengikutnya. Semua binasa, kecuali Ra Tanca. Tidak hanya lolos dari penumpasan. Ra Tanca yang memiliki kemampuan medis kembali mengabdi pada Raja Jayanegara.

"Setelah raja Jayanegara kembali ke Majapahit, sebenarnya komplotan Dharmaputra raja belum tertumpas sama sekali. Dharmaputra Tanca masih hidup," kata Slamet Muljana.

Sembilan tahun pasca pemberontakan Ra Kuti dan Ra Tanca kembali aktif mengabdi di istana ada suatu kabar mengejutkan. Suatu hari, setelah mendapat laporan istrinya, Ra Tanca mengadukan perbuatan tidak senonoh Raja Jayanegara kepada Gajah Mada.

Nyai Makacaru, istri Ra Tanca mengaku menyaksikan dengan mata kepala sendiri Jayanegara berusaha berbuat tidak senonoh kepada Tribuwanatunggadewi dan Radjadewi Maharadjasa. Ia mengadukan hal itu ke suaminya. Sementara sudah lama terdengar Jayanegara melarang keduanya menikah dan bermaksud mengawini sendiri.

Karenanya para ksatria yang mencoba mendekati saudara tirinya tersebut, selalu ia halau. Mendapat laporan itu Gajah Mada yang dihadiahi kedudukan patih Kahuripan pasca menumpas pemberontakan Ra Kuti hanya diam. Ra Tanca yang dari dulu tidak menyukai prilaku Jayanegara merasa jengkel.

Ra Tanca seperti mendapat momentum saat mendengar penyakit bubuh atau bisul Jayanegara kambuh. Raja Majapahit itu hanya bisa tergolek di pembaringan sambil mengerang kesakitan.

Ra Tanca yang memiliki kemampuan medis dipanggil untuk melakukan operasi. Satu kali pembedahan gagal. Begitu juga dengan pembedahan yang kedua kalinya.

Pada pembedahan yang ketiga, Ra Tanca berhasil mengiris bisul. Namun sekalian ia tikamkan belati bedah pada tubuh Jayanegara. Di atas tempat tidurnya, Raja Majapahit itu tewas seketika. Melihat insiden pembunuhan itu, Gajah Mada yang berada di lokasi langsung bergerak menikam Ra Tanca.

Tabib Istana yang bekas Dharmaputra itu tewas seketika di lokasi yang sama. Tragedi itu berlangsung tahun Saka 1250 atau tahun Masehi 1328. Setelah Raja Jayanegara mangkat, Gajah Mada mengangkat Bhre Kahuripan dan Bhre Daha memegang tampuk pemerintahan Majapahit.

Kelak keturunan mereka yang bernama Hayam Wuruk membawa jaman keemasan Majapahit. Langkah politik Gajah Mada mendapat sambutan positif dari orang-orang Majapahit yang tidak menyukai keturunan Dara Petak yang berasal dari Negeri Melayu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2645 seconds (0.1#10.140)