Kiai Ageng Muhammad Besari, Mahaguru Raja Jawa Bisa Bangun Masjid Hanya 2 Jam
loading...
A
A
A
PONOROGO - Makam Kiai Ageng Muhammad Besari di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Ponorogo tak pernah sepi dikunjungi peziarah. Penyebar Islam abad ke-17 itu dikenal mahaguru raja-raja Jawa.
"Kalau malam Jumat penuh peziarah. Kendaraan tidak boleh masuk. Peziarah jalan kaki dari jembatan di luar," ujar Muhammad Qosim, juru parkir area makam.
Baca juga: Tuah Sumpah Palapa Gajah Mada yang Membungkam Kecongkakan Para Pembesar Kerajaan Majapahit
Sisa-sisa keriuhan itu memang terasa di Jumat malam. Sekitar pukul 22.30 WIB, terlihat peziarah bergerombol di beberapa titik dekat warung kopi. Di parkir, tercatat ada belasan mobil.
Tidak hanya bernopol AE yaitu Ponorogo dan sekitarnya. Ada yang L (Surabaya) dan ada pula yang bernopol W (Gresik-Sidoarjo). Mobil-mobil itu berjejar di lokasi parkir, sisi kiri Masjid Tegalsari.
Adapun makam Kiai Ageng Muhammad Besari di depan masjid tertua yang dibangun abad ke-18. Di masa pandemi, kunjungan ke makam dibatasi pukul 22.00 WIB.
Meski begitu, tidak menyurutkan peziarah. Semakin malam, peziarah semakin banyak. Mereka bisa tabarukan di Masjid Tegalsari. Juga di luar area makam.
Bahkan, tidak sedikit peziarah yang tabarukan dengan model duduk-duduk di tikar. Sambil nyeruput kopi dan makan gorengan. "Biasanya sampai larut malam. Terus para peziarah pulang menjelang subuh atau sesudah subuhan," ungkap Muhammad Qosim.
Pengasuh Ponpes Chasanul Hidayah, Bajang, Balong, Ponorogo, KH Ma'ruf Muchtar mengatakan, para peziarah Kiai Ageng Besari bisa tabarukan di luar makam. "Barang siapa yang suka ziarah untuk berdoa ke makam auliyah, besok di akherat bisa berkumpul," ungkapnya.
"Kalau malam Jumat penuh peziarah. Kendaraan tidak boleh masuk. Peziarah jalan kaki dari jembatan di luar," ujar Muhammad Qosim, juru parkir area makam.
Baca juga: Tuah Sumpah Palapa Gajah Mada yang Membungkam Kecongkakan Para Pembesar Kerajaan Majapahit
Sisa-sisa keriuhan itu memang terasa di Jumat malam. Sekitar pukul 22.30 WIB, terlihat peziarah bergerombol di beberapa titik dekat warung kopi. Di parkir, tercatat ada belasan mobil.
Tidak hanya bernopol AE yaitu Ponorogo dan sekitarnya. Ada yang L (Surabaya) dan ada pula yang bernopol W (Gresik-Sidoarjo). Mobil-mobil itu berjejar di lokasi parkir, sisi kiri Masjid Tegalsari.
Adapun makam Kiai Ageng Muhammad Besari di depan masjid tertua yang dibangun abad ke-18. Di masa pandemi, kunjungan ke makam dibatasi pukul 22.00 WIB.
Meski begitu, tidak menyurutkan peziarah. Semakin malam, peziarah semakin banyak. Mereka bisa tabarukan di Masjid Tegalsari. Juga di luar area makam.
Bahkan, tidak sedikit peziarah yang tabarukan dengan model duduk-duduk di tikar. Sambil nyeruput kopi dan makan gorengan. "Biasanya sampai larut malam. Terus para peziarah pulang menjelang subuh atau sesudah subuhan," ungkap Muhammad Qosim.
Pengasuh Ponpes Chasanul Hidayah, Bajang, Balong, Ponorogo, KH Ma'ruf Muchtar mengatakan, para peziarah Kiai Ageng Besari bisa tabarukan di luar makam. "Barang siapa yang suka ziarah untuk berdoa ke makam auliyah, besok di akherat bisa berkumpul," ungkapnya.