Kiai Ageng Muhammad Besari, Mahaguru Raja Jawa Bisa Bangun Masjid Hanya 2 Jam
loading...
A
A
A
Tapi sebelum itu, keilmuan Kiai Besari juga sampai pada pendiri kekuatan organisasi keagamaan Islam terbesar di dunia, yakni KH. Hasyim Asy’ari (NU) dan KH. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah).
Diceritakan pula, meski konsentrasi keilmuan Kiai Besari lebih menonjol pada keilmuan Tasawwuf, yang menyikapi dunia dengan laku zuhud, akan tetapi intrepetasi nilai-nilai sufi oleh para santrinya yang membuat perkembangan makna Tasawwuf itu menjadi lain.
Semisal Pakubowono, posisi dia sebagai bangsawan seorang Sultan Kartasura, pasti laku Tasawwuf itu akan diintegrasikan dengan laku politik Kesultanan secara kolektif. Pasalnya dia sebagai Raja dan mempunyai kendali legitimatif.
Lain dengan Pakubowono, Raden Ngabehi Ronggowarsito merupakan seorang sastrawan masyhur Keraton. Didikan Kiai Besari ini mampu mengartikulasikan ajaran Tasawwuf dengan menciptakan Serat Kalatida berupa dua belas bait sinom atau biasa dikenal dengan kidung Zaman Edan.
Serat itu berisi ajaran hidup untuk mengenali zaman, mengenali diri sendiri dan mengenali tindakan yang akan diperbuat, supaya disesuaikan atau dipadukan dengan tindakan kaum agama dalam masyarakat.
Lepas dari itu, KH Ma'ruf juga menjelaskan, bila keistimewaan lain dari Kiai Ageng Muhammad Besari yiatu kemampuan membangun Masjid Tegalsari. Masjid yang terbuat dari bahan kayu itu dibuat hanya dua jam. "Sesuai dengan cerita yang saya baca. Masjid Tegalsari dibuat hanya memakam waktu dua jam," ungkapnya.
Padahal, lanjut KH Ma'ruf, semua komponen bangunan terbuat dari kayu. Termasuk atapnya. Namun, tidak ada unsur paku untuk mengaitkan antara satu dengan lainnya. "Dan kondisi bangunan masih asli belum berubah," pungkasnya
Diceritakan pula, meski konsentrasi keilmuan Kiai Besari lebih menonjol pada keilmuan Tasawwuf, yang menyikapi dunia dengan laku zuhud, akan tetapi intrepetasi nilai-nilai sufi oleh para santrinya yang membuat perkembangan makna Tasawwuf itu menjadi lain.
Semisal Pakubowono, posisi dia sebagai bangsawan seorang Sultan Kartasura, pasti laku Tasawwuf itu akan diintegrasikan dengan laku politik Kesultanan secara kolektif. Pasalnya dia sebagai Raja dan mempunyai kendali legitimatif.
Lain dengan Pakubowono, Raden Ngabehi Ronggowarsito merupakan seorang sastrawan masyhur Keraton. Didikan Kiai Besari ini mampu mengartikulasikan ajaran Tasawwuf dengan menciptakan Serat Kalatida berupa dua belas bait sinom atau biasa dikenal dengan kidung Zaman Edan.
Serat itu berisi ajaran hidup untuk mengenali zaman, mengenali diri sendiri dan mengenali tindakan yang akan diperbuat, supaya disesuaikan atau dipadukan dengan tindakan kaum agama dalam masyarakat.
Lepas dari itu, KH Ma'ruf juga menjelaskan, bila keistimewaan lain dari Kiai Ageng Muhammad Besari yiatu kemampuan membangun Masjid Tegalsari. Masjid yang terbuat dari bahan kayu itu dibuat hanya dua jam. "Sesuai dengan cerita yang saya baca. Masjid Tegalsari dibuat hanya memakam waktu dua jam," ungkapnya.
Padahal, lanjut KH Ma'ruf, semua komponen bangunan terbuat dari kayu. Termasuk atapnya. Namun, tidak ada unsur paku untuk mengaitkan antara satu dengan lainnya. "Dan kondisi bangunan masih asli belum berubah," pungkasnya
(msd)