Malamang, Tradisi Sambut Idul Adha dari Tabuyung Madina
loading...
A
A
A
MADINA - Malamang atau yang kerap disebut memasak lemang , satu tradisi yang sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut), untuk menyambut lebaran Idul Adha.
Pagi itu, matahari terlihat begitu cerah di Langit Desa Tabuyung pertanda masyarakat mumulai aktivitasnya. Sejumlah warga ada yang terlihat melaut, menjemur ikan dan aktivitas lainnya yang biasa dikerjakan masyarakat .
Namun, khusus hari ini, tepatnya satu hari menjelang Idul Adha , sejumlah masyarakat terlihat mulai sibuk untuk mempersiapkan salah satu tradisi malamang.
Bagi masyarakat Tabuyung, lebaran Idul Adha bukan hanya sekedar untuk berkurban. Namun, ada salah satu tradisi yang tidak bisa terlupakan oleh masyarakat setempat. Pada dasarnya, malamang bukan hanya dilakukan pada saat Hari Raya Idul Adha saja, tapi tradisi itu kerap ditemukan menjelang Lebaran Idul Fitri.
Bagi masyarakat Desa Tabuyung, Malamang dilakukan secara bersama-sama baik dengan keluarga ataupun tetangga. Tak heran, sejak pagi, masing-masing warga terlihat sibuk untuk menyiapkan berbagai kebutuhan untuk malamang.
Mulai dari mencari bambu, membuat santan kelapa, pulut hingga menyiapkan api untuk melamang. Untuk membuat lemang harus memiliki keahlian yang khusus. Agar, lemang yang dimasak tidak keras atau tidak enak dimakan. Baca: Hindari Kerumunan, Plt Bupati Instruksikan Daging Kurban Dibagikan Door To Door.
Bahan yang digunakan untuk memasak malamang yaitu perpaduan antara pulut dan santan yang dibungkus dengan daun pisang dan dimasak dalam bambu bulat. Bagi warga, menyajikan lemang dalam hidangan Idul Adha merupakan masakan tradisi yang harus disiapkan bagi tamu maupun santapan favorit dalam keluarga.
Samaan (63) misalnya, salah seorang warga setempat. Kepada wartawan, Samaan mengaku memakan lemang selepas Salat Idul Adha merupakan tradisi keluarga secara turun temurun.
"Makan lamang sudah jadi hidangan tradisi di kampung ini,”ujarnya. Dia menambahkan, hampir setiap tahun keluarga besarnya Malamang, terutama pada saat lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. Baca Juga: Mengejutkan, COVID-19 di Gunungkidul Turun, Kematian Malah Pecahkan Rekor.
Pagi itu, matahari terlihat begitu cerah di Langit Desa Tabuyung pertanda masyarakat mumulai aktivitasnya. Sejumlah warga ada yang terlihat melaut, menjemur ikan dan aktivitas lainnya yang biasa dikerjakan masyarakat .
Namun, khusus hari ini, tepatnya satu hari menjelang Idul Adha , sejumlah masyarakat terlihat mulai sibuk untuk mempersiapkan salah satu tradisi malamang.
Bagi masyarakat Tabuyung, lebaran Idul Adha bukan hanya sekedar untuk berkurban. Namun, ada salah satu tradisi yang tidak bisa terlupakan oleh masyarakat setempat. Pada dasarnya, malamang bukan hanya dilakukan pada saat Hari Raya Idul Adha saja, tapi tradisi itu kerap ditemukan menjelang Lebaran Idul Fitri.
Bagi masyarakat Desa Tabuyung, Malamang dilakukan secara bersama-sama baik dengan keluarga ataupun tetangga. Tak heran, sejak pagi, masing-masing warga terlihat sibuk untuk menyiapkan berbagai kebutuhan untuk malamang.
Mulai dari mencari bambu, membuat santan kelapa, pulut hingga menyiapkan api untuk melamang. Untuk membuat lemang harus memiliki keahlian yang khusus. Agar, lemang yang dimasak tidak keras atau tidak enak dimakan. Baca: Hindari Kerumunan, Plt Bupati Instruksikan Daging Kurban Dibagikan Door To Door.
Bahan yang digunakan untuk memasak malamang yaitu perpaduan antara pulut dan santan yang dibungkus dengan daun pisang dan dimasak dalam bambu bulat. Bagi warga, menyajikan lemang dalam hidangan Idul Adha merupakan masakan tradisi yang harus disiapkan bagi tamu maupun santapan favorit dalam keluarga.
Samaan (63) misalnya, salah seorang warga setempat. Kepada wartawan, Samaan mengaku memakan lemang selepas Salat Idul Adha merupakan tradisi keluarga secara turun temurun.
"Makan lamang sudah jadi hidangan tradisi di kampung ini,”ujarnya. Dia menambahkan, hampir setiap tahun keluarga besarnya Malamang, terutama pada saat lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. Baca Juga: Mengejutkan, COVID-19 di Gunungkidul Turun, Kematian Malah Pecahkan Rekor.
(nag)