COVID-19 Menggila di Jabar, 10 Armada Dikerahkan Benahi Pasokan Oksigen di Rumah Sakit
loading...
A
A
A
BANDUNG - Mecegah terjadinya kelangkaan oksigen di rumah sakit untuk perawatan pasein COVID-19, Pemprov Jabar melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana, mengerahkan sedikitnya 10 unit armada truk untuk memperbaiki manajemen distribusi oksigen di berbagai rumah sakit.
Direktur Utama PT Jasa Sarana, Hanif Mantiq mengatakan, sejak awal, pihaknya sudah ditugaskan Pemprov Jabar untuk membantu penyediaan infrastruktur kesehatan rumah sakit, termasuk penanganan kebutuhan logistik pasien COVID-19. "Kami sekarang diminta membantu pemerintah provinsi membantu distribusi oksigen , memperlancar distribusi ke rumah sakit," ujar Hanif di Bandung, Jumat (2/7/2021).
Menurutnya, berdasarkan kajian awal, kebutuhan oksigen di sejumlah rumah sakit mengalami lonjakan karena meningkatnya pasien COVID-19. Sementara produsen dan rantai pasok mengalami keterbatasan armada pengiriman.
Selain itu, produksi oksigen juga terkendala ketersediaan tabung oksigen hingga membuat pasokan tidak normal. "Karena kendala ini, pihak rumah sakit diminta melakukan pengiriman mandiri atau mengambil langsung, kita terlibat di sana. Kita membantu mengambil oksigen untuk dikirim ke rumah sakit," terang Hanif.
"Apakah nanti kendala pengiriman oksigen ada di produsen, distributor, atau agen, kami menyesuaikan kondisi di lapangan saja," lanjutnya. Pihaknya sendiri sudah memiliki pengalaman lewat anak usaha PT Jabar Laju Transindo yang bekerja sama dengan PT Jasa Medivest untuk mendistribusikan limbah medis di 500 titik fasilitas layanan kesehatan di Jabar.
Menurutnya, skill dan sumber daya manusia (SDM) PT Jabar Laju Transindo nantinya akan diadopsi oleh anak perusahaan lain, yakni Usaha Bersama Jabar (UBJ) yang terlibat dalam penugasan pasokan oksigen ini.
"Diharapkan skill UBJ nanti bisa mengatur pengiriman oksigen ke rumah sakit," ujar Hanif. Untuk membantu proses kelancaran suplai oksigen ini, pihaknya mengerahkan 10 armada truk yang bersiaga untuk mendistribusikan oksigen ke rumah sakit-rumah sakit rujukan COVID-19.
"Kami siapkan SDM dan armada, posisi Jasa Sarana disini sebagai back up system. Pengambilan oksigen bisa fokus di Jawa Barat atau jika darurat mengambil ke luar Jawa Barat kami siap," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyatakan, pihaknya berupaya menjamin ketersediaan oksige n, khususnya bagi pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di tengah lonjakan kasus COVID-19 di Provinsi Jabar.
Menurut Kang Emil, sapaan akrabnya, ketersediaan oksigen di Jabar sebenarnya memadai. Namun, diakuinya, manajemen distribusi oksigen ke rumah sakit-rumah sakit perlu perbaikan.
Oleh karenanya, kata Kang Emil, Pemprov Jabar kini fokus memperbaiki manajemen distribusi oksigen ke rumah sakit-rumah sakit di Jabar. Pasalnya, ada daerah yang mengalami defisit, tapi ada juga daerah yang surplus oksigen.
"Neraca antar daerah sedang kami perbaiki. Jadi secara provinsi memadai, tapi kalau ada satu daerah yang mengalami kekurangan, kita ambil dari daerah yang punya keluangan suplai oksigen ," kata Kang Emil dalam jumpa pers virtual, Kamis (1/7/2021).
Pihaknya pun sudah menginstruksikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana untuk menyusun manajemen suplai oksigen bagi rumah sakit-rumah sakit di Jabar. "Sudah kami tugaskan BUMD di Jabar, yaitu Jasa Sarana sebagai tim yang melakukan manajemen suplai dari oksigen untuk seluruh rumah sakit-rumah sakit di Jabar. Sehingga, kami punya data daerah mana yang kelebihan, daerah mana yang kekurangan, kita bisa subsidi silang melalui manajemen seperti ini," jelasnya.
Direktur Utama PT Jasa Sarana, Hanif Mantiq mengatakan, sejak awal, pihaknya sudah ditugaskan Pemprov Jabar untuk membantu penyediaan infrastruktur kesehatan rumah sakit, termasuk penanganan kebutuhan logistik pasien COVID-19. "Kami sekarang diminta membantu pemerintah provinsi membantu distribusi oksigen , memperlancar distribusi ke rumah sakit," ujar Hanif di Bandung, Jumat (2/7/2021).
Menurutnya, berdasarkan kajian awal, kebutuhan oksigen di sejumlah rumah sakit mengalami lonjakan karena meningkatnya pasien COVID-19. Sementara produsen dan rantai pasok mengalami keterbatasan armada pengiriman.
Selain itu, produksi oksigen juga terkendala ketersediaan tabung oksigen hingga membuat pasokan tidak normal. "Karena kendala ini, pihak rumah sakit diminta melakukan pengiriman mandiri atau mengambil langsung, kita terlibat di sana. Kita membantu mengambil oksigen untuk dikirim ke rumah sakit," terang Hanif.
"Apakah nanti kendala pengiriman oksigen ada di produsen, distributor, atau agen, kami menyesuaikan kondisi di lapangan saja," lanjutnya. Pihaknya sendiri sudah memiliki pengalaman lewat anak usaha PT Jabar Laju Transindo yang bekerja sama dengan PT Jasa Medivest untuk mendistribusikan limbah medis di 500 titik fasilitas layanan kesehatan di Jabar.
Menurutnya, skill dan sumber daya manusia (SDM) PT Jabar Laju Transindo nantinya akan diadopsi oleh anak perusahaan lain, yakni Usaha Bersama Jabar (UBJ) yang terlibat dalam penugasan pasokan oksigen ini.
"Diharapkan skill UBJ nanti bisa mengatur pengiriman oksigen ke rumah sakit," ujar Hanif. Untuk membantu proses kelancaran suplai oksigen ini, pihaknya mengerahkan 10 armada truk yang bersiaga untuk mendistribusikan oksigen ke rumah sakit-rumah sakit rujukan COVID-19.
"Kami siapkan SDM dan armada, posisi Jasa Sarana disini sebagai back up system. Pengambilan oksigen bisa fokus di Jawa Barat atau jika darurat mengambil ke luar Jawa Barat kami siap," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyatakan, pihaknya berupaya menjamin ketersediaan oksige n, khususnya bagi pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di tengah lonjakan kasus COVID-19 di Provinsi Jabar.
Menurut Kang Emil, sapaan akrabnya, ketersediaan oksigen di Jabar sebenarnya memadai. Namun, diakuinya, manajemen distribusi oksigen ke rumah sakit-rumah sakit perlu perbaikan.
Oleh karenanya, kata Kang Emil, Pemprov Jabar kini fokus memperbaiki manajemen distribusi oksigen ke rumah sakit-rumah sakit di Jabar. Pasalnya, ada daerah yang mengalami defisit, tapi ada juga daerah yang surplus oksigen.
"Neraca antar daerah sedang kami perbaiki. Jadi secara provinsi memadai, tapi kalau ada satu daerah yang mengalami kekurangan, kita ambil dari daerah yang punya keluangan suplai oksigen ," kata Kang Emil dalam jumpa pers virtual, Kamis (1/7/2021).
Pihaknya pun sudah menginstruksikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana untuk menyusun manajemen suplai oksigen bagi rumah sakit-rumah sakit di Jabar. "Sudah kami tugaskan BUMD di Jabar, yaitu Jasa Sarana sebagai tim yang melakukan manajemen suplai dari oksigen untuk seluruh rumah sakit-rumah sakit di Jabar. Sehingga, kami punya data daerah mana yang kelebihan, daerah mana yang kekurangan, kita bisa subsidi silang melalui manajemen seperti ini," jelasnya.
(eyt)