BPK Diminta Profesional Audit Kerugian Negara RS Batua
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Badan Pekerja Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi menganggap Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI cenderung mengulur-ulur waktu menyerahkan hasil audit kasus dugaan korupsi pembangunan Rumah Sakit Batua ke Penyidik Subdit Tipikor Ditreskrimsus Polda Sulsel .
Wakil Ketua ACC Sulawesi, Anggareksa menyatakan seharusnya BPK bisa bersikap profesional untuk mendukung pemberantasan korupsi, sinergitas antara pihak kepolisian harus paripurna, agar pengungkapan dalang di balik kasus rasuah di Sulsel bisa segera diketahui.
"Saya kira sudah terlalu lama (audit) itu dilakukan BPK. BPK harus profesional dan mendukung pemberantasan korupsi, audit kerugian negara terhadap Rumah Sakit Batua Makassar," ungkap Anggareksa, Minggu, (4/4/2021).
Sebelumnya, Kasubag Humas dan TU BPK RI Perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Wira Alamsyah tidak yang dikonfirmasi seolah irit bicara terkait progres perhitungan kerugian negara oleh pihaknya. "Sekarang dalam tahap penyelesaian laporan," ucapnya belum lama ini.
Kasubdit Tipikor Ditreskrimsus Polda Sulsel , Kompol Fadli menyatakan pihaknya masih tetap menunggu audit BPK terkait kerugian negara dari proyek RS tipe C yang berlokasi di Jalan Abd Dg Sirua, Kecamatan Panakkukang, dimana diketahui sudah hampir dua tahun pembangunannya mangkrak.
"Kapan saja keluar kami tetap tunggu. Sudah sejak Januari itu kita berikan ke sana (BPK) untuk audit. Memang audit itu lama, terkadang juga cepat, bisa tiga bulan, enam bulan tergantung mereka. Memang harus hati-hati sesuai fakta," tutur Perwira menengah Polri satu bunga ini.
Dia menyatakan, penetapan tersangka kasus itu sisa menunggu audit BPK RIkarea semua bukti sudah cukup.
Kabid Humas Polda Sulsel , Kombes Pol E Zulpan mengaku, penyidikan atas kasus tersebut masih terus berjalan. Puluhan saksi sudah diperiksa. Hanya saja, dia berdalih sisa menunggu hasil audit kerugian negara dari BPK sebelum tersangka ditetapkan.
Wakil Ketua ACC Sulawesi, Anggareksa menyatakan seharusnya BPK bisa bersikap profesional untuk mendukung pemberantasan korupsi, sinergitas antara pihak kepolisian harus paripurna, agar pengungkapan dalang di balik kasus rasuah di Sulsel bisa segera diketahui.
"Saya kira sudah terlalu lama (audit) itu dilakukan BPK. BPK harus profesional dan mendukung pemberantasan korupsi, audit kerugian negara terhadap Rumah Sakit Batua Makassar," ungkap Anggareksa, Minggu, (4/4/2021).
Sebelumnya, Kasubag Humas dan TU BPK RI Perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Wira Alamsyah tidak yang dikonfirmasi seolah irit bicara terkait progres perhitungan kerugian negara oleh pihaknya. "Sekarang dalam tahap penyelesaian laporan," ucapnya belum lama ini.
Kasubdit Tipikor Ditreskrimsus Polda Sulsel , Kompol Fadli menyatakan pihaknya masih tetap menunggu audit BPK terkait kerugian negara dari proyek RS tipe C yang berlokasi di Jalan Abd Dg Sirua, Kecamatan Panakkukang, dimana diketahui sudah hampir dua tahun pembangunannya mangkrak.
"Kapan saja keluar kami tetap tunggu. Sudah sejak Januari itu kita berikan ke sana (BPK) untuk audit. Memang audit itu lama, terkadang juga cepat, bisa tiga bulan, enam bulan tergantung mereka. Memang harus hati-hati sesuai fakta," tutur Perwira menengah Polri satu bunga ini.
Dia menyatakan, penetapan tersangka kasus itu sisa menunggu audit BPK RIkarea semua bukti sudah cukup.
Kabid Humas Polda Sulsel , Kombes Pol E Zulpan mengaku, penyidikan atas kasus tersebut masih terus berjalan. Puluhan saksi sudah diperiksa. Hanya saja, dia berdalih sisa menunggu hasil audit kerugian negara dari BPK sebelum tersangka ditetapkan.