Heboh Konten Biaya Masuk Akpol 2025, Direktur dan 2 Karyawan Bimbel Ditahan Polisi
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Heboh konten hoaks mengenai biaya masuk Akademi Kepolisian (Akpol) berujung proses hukum. Direktur dan dua karyawan Bimbingan Belajar (Bimbel) di Makassar ditangkap oleh Subdit Cybercrime Polda Sulawesi Selatan.
Konten tersebut diduga sengaja disebar untuk menarik minat calon peserta Bimbel. Ketiga orang yang diamankan adalah TM (34) selaku Direktur PT Digikreatif Teknologi Indonesia atau ASN Institut, bersama dua karyawannya, AF (laki-laki) dan AS (perempuan).
Ketiganya diamankan setelah konten hoaks yang menyebar di media sosial terkait biaya masuk Akpol viral.
Konten tersebut berjudul "Besaran Biaya Pendidikan Akpol 2025 yang Wajib Kamu Ketahui", yang diunggah melalui website resmi ASN Institut.
Dalam konten itu disebutkan biaya pendaftaran dan seleksi Akpol sebesar Rp2.850.000, biaya pendidikan reguler sebesar Rp14 juta, dan biaya pendidikan khusus bagi calon taruna mencapai Rp29 juta per tahun.
Namun ternyata informasi tersebut terbukti bohong dan menyesatkan
Berdasarkan pemeriksaan sementara, diketahui konten tersebut sengaja dibuat untuk menarik perhatian dan minat calon peserta yang ingin mengikuti seleksi Akpol, dengan tujuan meningkatkan jumlah pendaftar untuk bimbel mereka.
Konten tersebut diduga sengaja disebar untuk menarik minat calon peserta Bimbel. Ketiga orang yang diamankan adalah TM (34) selaku Direktur PT Digikreatif Teknologi Indonesia atau ASN Institut, bersama dua karyawannya, AF (laki-laki) dan AS (perempuan).
Ketiganya diamankan setelah konten hoaks yang menyebar di media sosial terkait biaya masuk Akpol viral.
Konten tersebut berjudul "Besaran Biaya Pendidikan Akpol 2025 yang Wajib Kamu Ketahui", yang diunggah melalui website resmi ASN Institut.
Dalam konten itu disebutkan biaya pendaftaran dan seleksi Akpol sebesar Rp2.850.000, biaya pendidikan reguler sebesar Rp14 juta, dan biaya pendidikan khusus bagi calon taruna mencapai Rp29 juta per tahun.
Namun ternyata informasi tersebut terbukti bohong dan menyesatkan
Berdasarkan pemeriksaan sementara, diketahui konten tersebut sengaja dibuat untuk menarik perhatian dan minat calon peserta yang ingin mengikuti seleksi Akpol, dengan tujuan meningkatkan jumlah pendaftar untuk bimbel mereka.