Menag Sebut Kampus IAIN di Bima Akan Jadi Prioritas hingga ke UIN
loading...
A
A
A
BIMA - Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas menyebut kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bima di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat akan menjadi prioritas. Hal ini disampaikannya saat meninjau lokasi rencana pembangunan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bima di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat pada Jumat (12/03/2021).
Terkait pembangunan kampus IAIN, Pemkot setempat telah menyediakan lokasi seluas 10 hektare di Kelurahan Sambinae, Kecamatan Mpunda, Kota Bima.
Kedatangan Menag RI didampingi langsung sahabat seperjuangannya yakni Wali Kota Bima, Muhammad Lutfi. Dari Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, rombongan langsung menuju Kantor Kementerian Urusan Agama Kota Bima untuk melakukan penandatanganan penyerahan aset berupa tanah dan bangunan milik Pemkot Bima yang akan diserahkan ke Kemenag setempat secara hibah.
Menag RI Yaqut Cholil mengatakan, kedatangannya di Kota Bima merupakan salah satu keistimewaan tersendiri. Sebab, dari sekian Menteri RI diakuinya jarang ada yang bisa berkunjung ke Kota yang paling ujung di NTB seperti dirinya.
Dia menyebutkan, jika Wali Kota Bima, Muhammad Lutfi adalah teman seperjuangannya waktu jaman reformasi 1998, tentu hal ini yang membuat kedekatan keduanya menjadi lebih akrab, terlebih rencana adanya kerjasama dalam membangun kampus Islam di Kota Bima.
"Jika mengenang perjuangan, saya dengan Pak Wali Kota Bima merupakan aktivis paling depan pada jaman reformasi. Untuk itu, segala pembangunan yang diminta oleh Wali Kota Bima, saya siap membantu dan bahkan kota bima menjadi prioritas dalam hal urusan pembangunan keagamaan," kata Yaqut Cholil dihadapan pejabat yang hadir di halaman Kantor Kemenag.
Dalam kesempatan tersebut, dihadapan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah yang juga ikut hadir dalam rombongan itu, Yaqut Cholil berpesan agar setiap pembangunan yang dicita-citakan di NTB, dapat terjalin hubungan kebersamaan tanpa adanya permusuhan sehingga pembangunan yang diharapkan dapat lebih baik dan berjalan maksimal.
Diakuinya, kunjungannya kali ini di Kota Bima merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya bersama Wali Kota Bima Muhammad Lutfi, saat mengajukan proposal rencana pembangunan Kampus IAIN Bima pada 26 Februari lalu di Jakarta.
Terkait pembangunan kampus IAIN, Pemkot setempat telah menyediakan lokasi seluas 10 hektare di Kelurahan Sambinae, Kecamatan Mpunda, Kota Bima.
Kedatangan Menag RI didampingi langsung sahabat seperjuangannya yakni Wali Kota Bima, Muhammad Lutfi. Dari Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, rombongan langsung menuju Kantor Kementerian Urusan Agama Kota Bima untuk melakukan penandatanganan penyerahan aset berupa tanah dan bangunan milik Pemkot Bima yang akan diserahkan ke Kemenag setempat secara hibah.
Menag RI Yaqut Cholil mengatakan, kedatangannya di Kota Bima merupakan salah satu keistimewaan tersendiri. Sebab, dari sekian Menteri RI diakuinya jarang ada yang bisa berkunjung ke Kota yang paling ujung di NTB seperti dirinya.
Dia menyebutkan, jika Wali Kota Bima, Muhammad Lutfi adalah teman seperjuangannya waktu jaman reformasi 1998, tentu hal ini yang membuat kedekatan keduanya menjadi lebih akrab, terlebih rencana adanya kerjasama dalam membangun kampus Islam di Kota Bima.
"Jika mengenang perjuangan, saya dengan Pak Wali Kota Bima merupakan aktivis paling depan pada jaman reformasi. Untuk itu, segala pembangunan yang diminta oleh Wali Kota Bima, saya siap membantu dan bahkan kota bima menjadi prioritas dalam hal urusan pembangunan keagamaan," kata Yaqut Cholil dihadapan pejabat yang hadir di halaman Kantor Kemenag.
Dalam kesempatan tersebut, dihadapan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah yang juga ikut hadir dalam rombongan itu, Yaqut Cholil berpesan agar setiap pembangunan yang dicita-citakan di NTB, dapat terjalin hubungan kebersamaan tanpa adanya permusuhan sehingga pembangunan yang diharapkan dapat lebih baik dan berjalan maksimal.
Diakuinya, kunjungannya kali ini di Kota Bima merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya bersama Wali Kota Bima Muhammad Lutfi, saat mengajukan proposal rencana pembangunan Kampus IAIN Bima pada 26 Februari lalu di Jakarta.