Alat Deteksi COVID-19 Karya Profesor ITS i-Nose C-19 Diujicoba di RSI Surabaya

Senin, 22 Februari 2021 - 23:47 WIB
loading...
Alat Deteksi COVID-19 Karya Profesor ITS i-Nose C-19 Diujicoba di RSI Surabaya
Alat inovasi untuk skrining COVID-19, i-Nose C-19 mulai dilakukan ujicoba di RS. Foto/Dok.ITS
A A A
SURABAYA - Alat inovasi untuk skrining COVID-19 , i-Nose C-19 , masih terus berlanjut. Alat yang dikembangkan oleh guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Riyanarto Sarno, dan tim, dalam tahapan penambahan sampel untuk proses uji profiling.



Mereka pun mulai melakukan penyerahan empat alat i-Nose C-19 di Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya, Senin (22/2/2021). Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS, Muhammad Nuh menuturkan, kehadiran empat alat di RSI merupakan bagian dari perjalanan i-Nose C-19.



Setelah didemokan di Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), saat ini i-Nose C-19 berlanjut untuk melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu pengambilan sampel dan melakukan pengujian di beberapa rumah sakit.

Selain di RSI Jemursari dan RSI Ahmad Yani, tim i-Nose C-19 juga telah bekerja sama dengan RSUD dr Soetomo dan National Hospital. "Inovasi baru bisa punya makna ketika sudah bisa dipakai di publik, maka dari itu ini saatnya buat i-nose untuk diujikan ke publik," kata Nuh.

Riyanarto Sarno juga menuturkan, perhatiannya pada masa pandemi ini menuntut untuk segera menghadirkan inovasi baru sebagai bentuk usaha bertahan di situasi ini. Namun, ia menambahkan bahwa untuk menghidupkan inovasi tidaklah mudah, tanpa penelitian yang lanjut maka bisa tertinggal dengan yang lain. "Sama halnya dengan alat skrining COVID-19 , yang semakin hari semakin banyak macam dan metodenya dari rapid antigen sampai PCR," ucapnya.



Guru besar Teknik Informatika ITS ini menegaskan, inovasi alat skrining COVID-19 melalui bau keringat ketiak ini bukan sebagai pengganti tes swab PCR. Tetapi hanya alat skrining atau deteksi awal COVID-19 sebelum seseorang melakukan swab PCR dan sebagai alternatif untuk mempercepat proses skrining. "Cara kerja i-Nose C-19 pun berbeda dengan rapid test berbasis antibodi maupun rapid antigen," kata Ryan, panggilan akrabnya.

Tak hanya sampai di situ, ia melanjutkan bahwa i-Nose C-19 saat ini keefektifannya sudah mencapai minimum 91 persen. "Diharapkan dengan semakin banyaknya sampel yang diuji cobakan pada alat ini nantinya semakin dapat membantu keakuratannya," ungkapnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.1040 seconds (0.1#10.140)