PPKM Mikro Belum Maksimal, Pemda Harus Libatkan Pengurus RT dan RW

Kamis, 18 Februari 2021 - 09:34 WIB
loading...
PPKM Mikro Belum Maksimal, Pemda Harus Libatkan Pengurus RT dan RW
Para narasumber saat berbicara dalam dialog bersama Parlemen Prime Topic MNC Trijaya FM bertema Meneropong PPKM Skala Mikro di Jateng.
A A A
SEMARANG - Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) Skala Mikro membutuhkan koordinasi antara dinkes, camat, lurah, tokoh masyarakat, tokoh agama hingga RT dan RW. Pasalnya, penanganan COVID-19 tidak terlepas dari sikap masyarakat.

Kepala Dinsos Provinsi Jateng Harso Susilo mengatakan, kejujuran dari masyarakat di tengah pandemi sangatlah penting. Dengan begitu Ketua RT bisa menginformasikan adanya warga yang terpapar.

“Jika ada yang terpapar, sebaiknya masyarakat melaporkannya. Jangan hanya isolasi mandiri di rumah saja. Diakui pula, sektor perekonomian masyarakat perlu terus berjalan tapi kesadaran menerapkan protokol kesehatan harus terus dilakukan,” kata Harso dalam dialog bersama Parlemen Prime Topic MNC Trijaya FM bertema Meneropong PPKM Skala Mikro di Jateng di Lantai 4 Gedung Berlian DPRD Jateng, Semarang, Rabu (17/2/2021).

Baca juga: Gerakan Berbagi Meja, Ada 1.000 Paket Makan Malam Gratis di Simpang Lima Semarang

Sementara, menurut Guru besar Antropologi FIB Undip Prof Mudjahirin Thohir, ada tiga aspek untuk menghadapi virus Corona ini. Yakni aspek ontologis menyangkut realitas virus itu sendiri seperti apa dan bagaimana.

Kedua, adalah aspek epistemologis. Yakni dilihat dari sisi medis. Karena belum tahu secara riil, maka gerakan 3M dinilainya sebatas ikhtiar untuk penanganan.

Aspek ketiga terkait kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Karena dari aspek ontologis belum jelas, maka kebijakan yang diambil pemerintah dalam menangani COVID-19 masih trial and error.

“PPKM ini tujuannya bagus. Tapi tujuan bagus mesti diikuti dua hal. Yaitu berefek bagus bagi kelompok sasaran atau tidak? Dan piranti yang mengikuti policy (kebijakan) ini. Jangan sampai mengatakan pilih sehat atau makan? Ini dikotomis,” kata Prof Mudjahirin.

Menurutnya, alangkah baiknya memberikan pemahaman kepada masyarakat terlebih dulu mengenai kesehatan dalam kondisi pandemi ini. Dari situ, kebijakan bisa dilakukan.

Baca juga: Ponorogo Geger! Cicak Dua Kepala dan Lima Kaki Muncul di Warung Bakso
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1740 seconds (0.1#10.140)