PPKM Mikro Belum Maksimal, Pemda Harus Libatkan Pengurus RT dan RW
loading...
A
A
A
Ketua Dewan Riset Jateng itu juga menyinggung masyarakat yang mampu namun berlagak tak mampu untuk mendapatkan bantuan pada masa pandemi ini.
“Dalam Islam, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah. Maka kenapa harus menunggu bantuan, kenapa tidak membantu?” katanya.
Sementara, Ketua DPRD Jateng, Bambang Kusriyanto mengatakan Pemerintah daerah (Pemda) harus benar-benar melibatkan semua struktur hingga pengurus RT dan RW dalam Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro. Pasalnya jika tidak, kebijakan itu bisa saja tak akan maksimal hasilnya.
Menurutnya, PPKM Skala Mikro dijalankan untuk menekan angka COVID-19. PPKM Skala Mikro ini merupakan tindak lanjut dari PPKM 1 dan 2 yang telah dijalankan sebelumnya.
Namun kata dia, kebijakan sebelumnya dinilai tak berjalan maksimal. Karena itu, Jateng juga menjalankan program Jateng di Rumah Saja selama dua hari, 6-7 Februari lalu.
Ia mengatakan, di masa-masa awal COVID-19 masuk di Jateng, telah dilakukan rapat bersama. Pihaknya menilai semua pejabat gagap menyikapi. Lantaran Covid ini merupakan bencana nonalam yang baru kali pertama terjadi dan begitu mengkhawatirkan.
“Dalam perjalanannya, penanggulangan membutuhkan begitu banyak pengorbanan. Mulai dari anggaran dengan melakukan refocusing dari sejumlah pos di APBD 2020, tenaga, hingga nyawa,” kata pria yang akrab disapa Bambang Kribo ini.
“Dalam Islam, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah. Maka kenapa harus menunggu bantuan, kenapa tidak membantu?” katanya.
Sementara, Ketua DPRD Jateng, Bambang Kusriyanto mengatakan Pemerintah daerah (Pemda) harus benar-benar melibatkan semua struktur hingga pengurus RT dan RW dalam Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro. Pasalnya jika tidak, kebijakan itu bisa saja tak akan maksimal hasilnya.
Menurutnya, PPKM Skala Mikro dijalankan untuk menekan angka COVID-19. PPKM Skala Mikro ini merupakan tindak lanjut dari PPKM 1 dan 2 yang telah dijalankan sebelumnya.
Namun kata dia, kebijakan sebelumnya dinilai tak berjalan maksimal. Karena itu, Jateng juga menjalankan program Jateng di Rumah Saja selama dua hari, 6-7 Februari lalu.
Ia mengatakan, di masa-masa awal COVID-19 masuk di Jateng, telah dilakukan rapat bersama. Pihaknya menilai semua pejabat gagap menyikapi. Lantaran Covid ini merupakan bencana nonalam yang baru kali pertama terjadi dan begitu mengkhawatirkan.
“Dalam perjalanannya, penanggulangan membutuhkan begitu banyak pengorbanan. Mulai dari anggaran dengan melakukan refocusing dari sejumlah pos di APBD 2020, tenaga, hingga nyawa,” kata pria yang akrab disapa Bambang Kribo ini.
(msd)